Share

Air mata Perpisahan

Setelah lima bulan perjuanganku, untuk kesembuhan anakku yang aku sangat kasihi, akhirnya perjuanganku runtuh tidak menyisakan harapan sekecil apapun, karena Dokter telah angkat tangan dan mengatakan sudah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhannya.

Itu membuat diriku sangat terpukul dan di pagi hari ini adalah hari terburuk dalam kehidupanku, karena akhirnya semua harapan itu hilang dengan meninggalkan duka yang begitu dalam bagi diriku.

“Tidakkkkkkk!!!!!! Bangun anakku, ini mama sayang....,” aku menangis histeris di samping tempat tidur anakku disaat aku melihat napas terakhirnya berhenti.

“Sudah Ajeng, kamu harus kuat...,” ucap bibinya menguatkan hatiku turut menangisi kepergiannya.

“Ajeng anakku, tolong bersabar sayang,” ucap pamannya sambil memapah tubuhku yang terduduk lemas di samping tempat tidur anakku.

Aku menangis dalam pelukan paman yang dengan kasih sayangnya terus mengelus-ngelus punggungku dengan memberikan kekuatan. Sedangkan b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Nurhayati
kog lgsg pulang si bram...g disitu dulu..kan kasian siii ajeng
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status