Share

Jelmaan Luna

Tut...Tut...

Suara klakson kereta api terdengar sudah melewati tubuhku. Tapi, kenapa tidak merasakan apa-apa. Mengapa masih bisa menghirup udara. Apa sebenarnya aku sudah terbang ke nirwana dan sebentar lagi Tuhan akan mempertemukan aku dengan Luna?

Membuka mata perlahan, menatap gerbong terakhir kereta yang masih terlihat.

Sial! Ternyata kereta api yang baru saja lewat melintas di jalur sebelahku berdiri.

"Mau bunuh diri ceritanya, Mas?" Tanya seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian kumal sambil menatap mencemooh.

Aku diam tidak menjawab. Dia malah terkekeh seakan apa yang dia lihat sekarang ini adalah sebuah lelucon.

"Memangnya sudah siap masuk neraka?" Dia bertanya lagi. Asap rokok dari mulutnya terus saja mengepul membuatku terbatuk.

"Bukan urusan Bapak!" Ketusku.

"Memang bukan urusan saya. Tapi saya miris melihat manusia yang terlihat berpendidikan tetapi pikirannya pendek seperti anda. Jangan anda pikir setelah anda mati semua urusan menjadi selesai.

Dalam agama saya, bunuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status