Share

Bab 52: Dimarahi Ortu Desy

Tiga hari kemudian...!

“Jemputan kamu belum datang Des?” Gibran memberanikan diri mendekati Desy yang berdiri di depan gerbang sekolah, setelah jam pelajaran usai.

“Iya Gib, ngga tahu kok telat, nggak biasanya.” Wajah Desy mendadak ceria, tumben si cool ini berani negur aku, pikirnya kaget dan heran sendiri.

“Mau ikut motor aku nggak, tapi maaf…motornya jadul..!” tanpa basa-basi, Gibran nekat menawarkan tumpangan.

“Ahhh aku mandang itu, ayoo jalan sekarang, lihat hari mendung!” tanpa di duga Gibran, Desy langsung nangkring di motornya, motor ini sengaja di belikan Tante Renita secara kredit, walaupun second.

Bopak yang melihat sohibnya boncengan dengan Desy langsung angkat jempol, walaupun hari ini dia terpaksa harus jalan kaki.

“Tak apa ngalah asal jangan tiap hari, gempor kakiku,” batin Bopak, dia senang sahabatnya ini mulai berani mendekati Desy.

Dua remaja tanggung yang masih berseragam biru putih ini jalan dan banyak yang memandang iri.

Termasuk ada seorang remaja yang diam-diam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status