Share

Aku Boleh Peluk, Mas?

"Boleh dibantu?" tanya Jamal sambil mengusap pundak Juwita. Dia mengulaskan senyuman dan memamerkan lesung pipi.

Juwita yang mengantuk berat akhirnya mendapatkan kesadaran. Dia menarik napas dalam dan menoleh. "Iya, Mas?" tanyanya berusaha meraih semua energi untuk menahan kantuk.

"Boleh dibantu? Kamu kelihatan lelah, Juwita."

Wanita itu menggeleng. "Mas Jamal istirahat aja. Biar aku selesaikan ini semua. Tinggal bilas doang, kok."

Jamal mengangguk. "Aku temani di sini, ya. Gak papa, kan?" permisinya.

"Mas Jamal enggak istirahat aja? Kan, Mas Jamal kerja seharian. Besok juga masih kerja." Juwita bersikeras agar Jamal segera tidur.

"Besok kamu juga kerja. Sama aja. Lagian kamu hari ini juga udah susah payah buat masak. Sekali lagi terima kasih." Jamal menyandarkan dirinya di bar dapur dan bertumpu dengan sisi badannya. Dia menghadap ke Juwita.

Juwita terkekeh. "Masaknya emang susah, sih. Apalagi baru belajar. Yang ada, mah, aku emang payah. Bener juga kalau dibilang aku tadi susah paya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status