Share

Rumah Mbak Lia

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi menuju siang. Baik Jamal maupun Juwita baru saja menyelesaikan acara bebersih badan pagi yang tertunda dari tadi malam. Tujuan utama mereka sekarang adalah ruang makan. Perut mereka sama-sama perlu diisi. Keroncongan sekali rasanya setelah menunda sarapan meskipun sudah menggantikannya dengan pelukan.

"Hai cewek," sapa Jamal sedikit berbisik di telinga Juwita. Dia memepet istrinya yang sedang menyeduh teh chamomile. Tangannya melingkar di perut wanita itu.

Juwita tersentak. Untung saja dia sudah meletakkan teko yang berisikan air panas itu. Napasnya naik turun. Dia mencubit kecil punggung tangan Jamal. "Aku bisa jantungan kalau kamu kayak gini terus, Mas." Dia merasakan persentuhan kulit mereka saat Jamal mendaratkan dagu di perpotongan lehernya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status