Share

Yang Pasti

Jevano bersandar di tiang berukir bunga di teras. Kedua tangannya dia masukkan ke saku celana. Dia memandang langit yang terbentang di atas sana. Dia sudah menunggu cukup lama di sini. "Kenapa Ayah minta maafnya lama banget, sih?" gerutu bocah itu dalam hati. Dia memainkan sepatunya, menggesekkan sol ke atas permukaan lantai.

Hah, bocah ... dia tahu apa tentang yang terjadi di dalam sana?

Baru saja Jevano hendak menyusul Juwita dan meminta sang bunda untuk mengantarkan ke sekolah, yang ditunggu sudah menampakkan diri di pintu utama dengan wajah yang berseri. Si bocah lima belas tahun itu malah terdiam. Cepat sekali bundanya berubah? Apa memang bundanya sebaik itu hatinya? Astaga, kalau begitu dia tidak akan pernah menyetujui pengangkatan Haikal menjadi saudaranya. Bundanya terlalu berharga untuk remaja labil seperti temannya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status