Kriiieeet!Sebuah daun pintu terbuka lebar tatkala diri ini akan merebahkan badan. Berhubung sekarang telah memasuki jam 8 malam, baru saja aku pun selesai shalat isya sendirian."Maaf aku mengganggu, maafkan aku juga sudah menuduhku yang tidak-tidak. Untung saja kamu menyarankan aku untuk melihat bukti, akhirnya aku sekarang percaya padamu kalau memang kamu tidak salah."Rojali nampak merasa bersalah, pria bertubuh kekar itu mengucapkan sebuah permohonan maaf, lantaran dirinya sudah terang-terangan memarahi demi membela mantan istrinya yaitu Rindu.Awalnya aku hanya ingin diam dengan mulut tak berucap sepatah katapun di ranjang yang empuk ini. Akan tetapi langkah Jali semakin mendekat menghampiriku. Dan entah apa yang ia lakukan. Pria itu mengulurkan tangan sembari mendekatkan wajahnya dengan wajahku seolah akan mencium pipiku tiba-tiba.Tadinya aku ingin pasrah dan hanya memejamkan mata melihat wajah Jali semakin mendekat dan mendekat. Dak-dik-duk!Itulah yang dirasakan jantungku t
Saat aku baru kembali dari toilet kulihat wajah suamiku, Rojali tengah tertidur pulas di atas ranjang. Kalau Jali tidur di atas ranjang, berarti giliran aku yang tidur di bawah dengan kasur tipis. Pada saat mataku menatap wajahnya, ku lihat ketampanan yang begitu sempurna, cahaya dari wajahnya tiba-tiba memancar indah. Ku akui dirinya memang tampan rupawan. Akan tetapi diri ini harus sadar diri bahwa aku hanya wanita biasa yang terlahir dari keluarga miskin. Walaupun kini sudah menikah dengan resmi akan tetapi terjadinya pernikahan ini lantaran kesepakatan Jali.'Sadar Dian sadar! Lo itu hanya istri bayaran dan bukan istri sungguhan,' batinku terus saja bergemuruh.Jujur saja melihat wajahnya yang tampan rupawan itu membuat penglihatan ku tak bisa berpaling pada pandangan yang lain. Aku tersadar bahwa melihat Jali yang tertidur pulas dengan mata yang terpejam membuat wajahnya berubah seketika meneduhkan dan juga manjakan mata yang melihat. Tapi kalau keadaan lagi tidur kalau sadar be
"Dian, Diandra, bangun," seru Jali mengagetkan.Aku yang kala itu sedang tertidur pulas membuka mata dengan sangat tergesa, kulihat pria itu telah berada wajahnya tepat di atas wajahnya diiringi jarak yang lumayan beberapa cm. Ketika itu aku sungguh terkejut, tanganku langsung saja mendorong tubuhnya untuk menjauh dari pandangan mataku.Tadinya aku pun terkejut sebab sudah tau keberadaan Jali di atas wajahku.Bruk! Tubuh pria kekar itu seakan terjatuh sebab ulahku. Wajahnya tengah meringis kesakitan."Dian! Apaan sih Lo! Gue mau bangunin doang, Lo malah main kasar," bentak Jali.Kala itu aku hanya cengengesan merasa malu sebab kesalahanku Jali jadi korban dorongan ku hingga ia terjatuh."Sory Jal, mana gue tau kalau Lo mau bangunin gue, tadinya gue pikir Lo mau berbuat tak senonoh," sahutku sembari menggaruk kepala."Diandra, ngaco banget sih Lo. Siapa juga yang mau berbuat bejat. Baru juga jam 18 lebih 20 menit."" Emang iya baru jam segitu?" serobot ku dengan terkejut. Diri ini s
Tepat jam 7 : 30 wib akhirnya kami telah sampai dimana gedung yang sangat indah dengan hiasan bunga disertai lampu kelap kelip. Sungguh aku takjub luar biasa melihatnya."Hai bro, Lo baru sampai ya, gue udah tungguin dari tadi tau? Gimana kabar Lo, kenapa datang gak sama Rindu, Rindu juga ada disana," ucap Hadi teman semasa remaja dulu.Hadi tidak tau kalau pernikahan Rojali dan Rindu telah usai tahun lalu. Hadi bahkan baru pulang dari singapura untuk tinggal bersama ayahnya dan sekarang balik ke Indonesia tinggal bersama ibunya yang sama-sama pengusaha. Sama seperti Bu Janita janda kaya."Gue baik banget bro. Terus kapan dong Lo nyusul nikah. Kenalin ini Diandra, dia istri gue yang baru," sahut Jali mengalihkan pembicaraan dan langsung memperkenalkan kalau istrinya bukanlah wanita yang dulu.Mendengar hal itu aku ikut tersenyum, rasanya hatiku gembira, orang yang bukan siapa-siapa kini menggap aku sebagai istrinya. Itu rasanya nano banget, bahagia campur terharu."Jadi Lo sama Rindu?
Tak terasa waktu pun berlalu, jarum pendek pada jam yang menempel di dinding menunjukan pukul 01 : 00 wib, dan acara pesta ulang tahun pun telah usai, banyak orang yang berbondong untuk pulang."Diandra? Perasaan tadi dia aku suruh diam disini? Dia kemana? Apa sudah pulang duluan? Mungkin aku meninggalkannya terlalu lama hingga aku lupa kalau Dian sama sekali tidak mempunyai teman disini. Astagfirullah aku lupa."Rojali menepuk jidatnya, ia lupa bahwa meninggalkan sang istri dalam keadaan sendirian dan tidak mempunyai teman adalah perbuatan yang salah. Hingga akhirnya Dian menghilang entah kemana? "Bro apa Lo lihat wanita yang duduk disini?" tanya Jali bertanya pada pria yang berada di dekat kedalam Diandra tadi."Kalau gak salah tadi dia nyamperin temennya, cewek juga kok. Tapi anehnya cewek itu malah melempari tomat dan telur. Mungkin cewek Lo lagi ulang tahun ya," sahut lelaki itu yang umurnya sebanding dengan Jali."Maksudnya?" tanya Jali menyelidik lebih detail."Ya gitu, gue ju
"Den Hadi ternyata toilet terkunci," teriak Pak Holid.Saat mendengar itu serentak saja Jali dan juga Hadi melenggang cepat berburu menghampiri ke arah Pak Holid."Ada apa pak?" tanya Hadi."Toilet terkunci tidak bisa di buka, sepertinya ada orang di dalam," ungkap pak Hadi.Terlebih dulu sebelum di mendobrak pak Holid menggedor-gedor memastikan bahwa yang di cari ada di dalam ruangan tersebut."Apa ada orang di dalam?" seru Pak Holid.Akan tetapi setelah beberapa saat kemudian masih tidak ada jawaban, akhirnya Pak Holid pun memerintahkan Jali dan Hadi untuk mendobrak daun pintu toilet tersebut. Sebab hanya tempat ini yang sejak tadi belum dibuka dan belum sempat melihat dalamnya.Brak! Akhirnya daun pintu tersebut terbuka lebar, dan ternyata di sana ada wanita yang sejak tadi di cari Jali. "Diandra," seru Jali terlonjak kaget saat melihat istrinya terbengkalai tak berdaya. "Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa istrimu bisa terkunci begini?" tanya Hadi dengan rasa harunya."Entahla
Drrrt!Pagi hari benda pipih milik Rojali tiba-tiba saja bergetar. Jali pun yang masih berbaring di atas ranjang segera merogoh ponsel yang berada di atas bantal. [Jal, hari ini Mama dan Papa kamu pulang, tolong siapkan makanan ya dirumah.] pesan tersebut dari Mama Janita.Tangan Jali tak sempat membalasnya, ia mengabaikan itu semua demi melangsungkan rasa kantung yang sedang dialaminya. Ia melanjutkan lagi tidurnya dengan dibalut selimut seluruh tubuhnya.Pria itu nampak malas tatkala baru saja membaca pesan dari sang Mama, sudah pasti dengan kepulangan Mamanya dan Papa tirinya masuk ke rumah ini akan mengacaukan segalanya.***"Jal Mama pulang," sapa Bu Janita disambut antusias oleh Meri dan juga Diandra, begitupun dengan Jali terpaksa pria itu harus melihat wajah Haris yang saat ini menjadi papa tirinya."Jal kok kamu malah diam saja saat kedatangan Mama dan papa kamu ini, kamu kelihatan gak semangat gitu sih," lirih Bu Janita saat melihat reaksi wajah anak tunggalnya yang tidak
Sinar matahari begitu hangat menembus ke celah jendela kamar, Diandra -wanita muda cantik yang kala itu mata lentiknya masih terpejam dengan tubuh terbaring lemah di atas ranjang terbangun seketika. Huah!Di kala mulut masih menguap perlahan ia bangkit sembari menyibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Akan tetapi apa yang terjadi, ia begitu terkejut sembari kembali menutupi tubuhnya dengan selimut yang tadi, yang sempat ia buka."Apa yang terjadi," gumamnya kaget saat melihat bahwa pagi ini tubuhnya tidak memakai baju dan tidak ada satu helai benang menutupi badannya terkecuali selimut bermotif Spiderman. "Apa jangan-jangan ini perbuatan Jali? Apa dia semalam telah melakukan sesuatu pada diriku?" Pikiran buruk mulai merasuki, "Tidaakkkkk!" teriakan Diandra menggelegar di seluruh ruangan kamar membuat semua orang yang sedang memulai aktivitas menjadi merasa heran dan penasaran dengan teriakan yang begitu kencang itu.Pada saat Jali datang terlihat istrinya sudah mengacak-n