Share

Bab 29

Jangan Ajari Aku Kata Sabar! (29)

Melayat Ayah Mertuaku. Papa.

Papa mertuaku, Ayah Ivan, punya kebiasaan buruk yang sama dengan anak lelakinya. Bedanya, Mama tak mau mengambil jalan yang sama denganku. Entah karena terlalu cinta atau punya pertimbangan lainnya.

"Selamat sore, Bu, Assalamu'alaikum."

Suara Banyu yang mengembalikan kesadaranku dari mengingat wajah Papa mertuaku itu.

"Oh, apakah temannya Aya?"

"Saya Banyu, Bu. Tepatnya, saya teman Cia, dan bawahan Aya di kantor."

Wajah Ibu langsung sumringah. Jelas saja Ibu tahu siapa Banyu. Tak ada hari yang terlewat tanpa mendengarkan celoteh Cia tentangnya. Dan entah apa pula yang diceritakan Mbak Atik. Kulihat senyum dan kerlingan mata Ibu berbeda.

Banyu meraih tangan Ibu dan menciumnya. Ibu mengangguk-angguk.

"Kenapa baru sekarang main kesini?"

"Em, baru dapat izin dari Aya, Bu."

Aih.

Ibu tertawa.

"Ya sudah, sering-seringlah main ya. Ayahnya Aya kadang mengeluh nggak punya lawan main catur karena dia kan lelaki sendiri di rumah ini."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status