“Apa urusanmu? Aku mengejar seorang wanita single dan itu adalah hak aku. Aku bukan kau, Sesil! Aku bukan orang gila yang mau merusak rumah tangga orang lain!” gantian Damian kali ini yang membentak Sesil.PLAK!“Aku benci kau, Damian!” teriak Sesil bersamaan dengan melayangkan sebuah tamparan yang membuat pipi Damian langsung merah.Damian biasanya akan marah atau dia akan mengajak Sesil kembali berdebat. Tapi kali ini, Damian memilih untuk mengunci bibirnya, ia tidak mau banyak bicara. Tidak lama kemudian terdengarlah suara deru kendaraan dan Damian segera menginjak pedal gas tanpa melihat Sesil sama sekali.Sepanjang jalan Sesil dengan tersiksa dengan suasana hampa di dalam mobil dan tidak ada satu pun yang berniat berbicara. Sesekali Sesil menoleh marah pada Damian, tapi Damian memilih tetap menatap luruh ke depan.Hingga sampailah mereka ke mansion Kevin. Damian turun dan berjalan dengan santai menuju ke dalam diikuti oleh Sesil dengan langkah sedikit berlari. Ia mengejar Damian,
BAB 69. Lupakan Felisha.“Kevin, mari kita bercerai saja,” seru Felisha saat kedapatan baru pulang tengah malam oleh suamianya.Kevin lalu berjalan dan menyalakan lampu kamarnya, ia melihat Felisha yang sudah basah kuyup dan tampak ada beberapa bekas kissmark di leher Feli. Hati Kevin ngilu, tapi dia sudah siap untuk merelakan istrinya.Dia sudah siap untuk menghadapi cemooh banyak orang, terutama Clay yang akan berpikir menang dan cibiran dari mamanya Garini. Tidak banyak bicara, Kevin mengambilkan sebuah jubah mandi dan membungkus tubuh Felisha yang gemetar kedinginan.“Mandilah dengan air hangat, semua berkas pengajuan cerai sudah aku siapkan di ranjang. Aku sudah tanda tangan dan kau tinggal melengkapinya dengan tanda tanganmu.”“Setelahnya, aku akan membawa Mira pergi dari mansion ini, jika kau ingin bebas dariku untuk terus bersama Clay tanpa harus mengendarai kendaraan ke Bandung. Perjalanannya panjang dan berbahaya hanya untuk menghabiskan waktu di atas ranjang,” ucap Kevin me
“Felisha, Clay! Selamat yah. Kami tunggu undangan pernikahan kalian,” ucap salah seorang sahabat kantor mereka. “Eh, Makasi yah. Sana makan dulu, acaranya buat anak-anak muda sampai pagi, santai aja.” Clay terlihat sangat bahagia begitu juga dengan Felisha. Semakin malam acara mereka semakin ramai dihadiri oleh teman-temannya. Bukan hanya teman-teman Clay, tetapi juga ada juga banyak temannya Kevin yang saat ini sedang meneguk minuman alkohol termahal. “Clay! Selamat atas pertunangan kamu, adikku! Sini dong, kita minum bareng,” panggil Kevin sambil tersenyum miring. “Kev! Aku nggak bisa minum banyak, nanti nggak ada yang ngantarin Felisha pulang,” kekeh Clay lalu mengambil satu sloki yang sudah dituang penuh minuman berwarna coklat oleh kakaknya. “Santai aja. Ada, banyak orang di sini yang bisa ngantar tunangan kamu pulang, ada aku juga kan. Masa, kamu nggak percaya sama aku, kakak kandungmu sendiri. Ayolah, dua bulan lagi, kamu bakal ngelangkahi aku nih. Jadi malam ini, kamu har
“Aku di rumah temanku, Clay. Aku masih agak tipsy, aku rehat dulu yah,” jawab Felisha berusaha setenang mungkin.“Syukurlah kalau begitu. Nanti malam jadi ke Penthousenya Bang Kevin yah, sekalian temanin aku untuk ngasih lay out Gedung buat acara pernikahan kita nanti,” ucap Clay.DEG!Jantung Felisha seperti dihantam bongkahan balok, ia melirik Kevin yang masih menatapnya tajam dengan seulas senyuman di bibirnya sambil melilpat kedua tangannya di dada.“Lihat nanti yah, aku lanjut tidur lagi Clay, bye …,” pamit Felisha berusaha menyudahi panggilan telepon dari tunangannya.“Hem, selamat beristirahat calon istriku. I love you, Felisha Gantari,” ucap Clay dengan mesra.“I love you too,” jawab Felisha lalu buru-buru memutuskan sambungan teleponnya.Felisha tak kuasa menahan tangis, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Nafasnya tersengal-sengal, apa yang sudah terjadi pada dirinya adalah sebuah bencana dan aib.“Ternyata, kamu pinter bohong juga yah?” kekeh Kevin tidak ber
“Yang aku mau adalah kamu datang ke kantor ini dua hari sekali mulai besok. Semua credit card yang ada di dompetmu serahkan kepadaku, jangan ada yang tertinggal satu pun. Mulai hari ini, kamu pakai black card ini, agar aku tau semua barang yang kamu belanjakan.""Jika, kamu tidak hamil maka aku akan melepaskanmu dan tidak akan mengganggu pernikahamu dengan Clay. Tapi, jika kamu hamil, kamu wajib untuk membatalkan pernikahan kalian. Untuk sementara itu yang aku mau.” Kevin lalu menaruh sebuah clack card di atas mejanya.Felisha melirik benci kepada Kevin. Dia masih belum begitu percaya dengan ancaman tentang video yang dikatakan oleh Kevin. Sekali lagi, Feli mengumpulkan keberaniannya dan angkat bicara kepada calon kakak iparnya itu.“Aku, tidak percaya dengan video yang kamu katakan. Bisa saja itu hanya karanganmu belaka, untuk mengancam aku.” Feli kembali mendengus.Kevin hanya menggeleng sambil tertawa. Ia lalu membuka ponselnya dan tidak lama, suara notif pesan terdengar di ponsel
“Tuan, hasil ini negative, tapi ada semburat garis ke dua. Apa saya boleh melakukan test sekali lagi? Mungkin pakai tespek ini saja,” jawab Dokter sambil memberikan sebuah testpek yang kelihatannya lebih canggih dari testpek yang sebelumnya.“Tidak! Aku tidak mau test lagi. Aku juga sudah tidak kebelet buang air kecil kok. Ngapain, aku test lagi,” tolak Feli bersiap meninggalkan kantor Kevin.“Berani kamu keluar dari ruangan ini, aku langsung kirim video kamu di group chat keluarga! Coba saja, kalau berani!” ancam Kevin terdengar tidak main-main.Nyali Feli seketika itu juga ciut. Ia lalu kembali duduk dan menatap sebal kepada Dokter yang sedang menyodorkan sebuah testpek baru.“Kenapa aku harus test lagi kalau memang tadi sudah negatif. Dokter sengaja mau ngerjain saya, yah?!” bentak Feli tidak terima.“Maaf, Nona. Karena Anda melakukan test kehamilan tidak pada saat pagi hari atau saat urine pertama. Maka hasilnya bisa saja kurang akurat.""Atau, kalau Nona tidak bisa buang air keci
“Kumohon Kevin, Aku hanya minta, ijinkan aku tinggal di apartemenku sebelum acara makan malam keluarga kita. Aku, berjanji tidak akan berbuat yang macam-macam,” tangis Felisha sambil memohon kepada Kevin. Kevin merasa ragu dengan permintaan Felisha. Tapi, dia juga tidak tega melihat wajah sembab wanitanya. Kevin menyadari perbuatannya yang terlalu ekstrem dengan dalil menolong Felisha memang tidak masuk di akal. “Baiklah, tapi dengan syarat kamu akan selalu ditemani sama orang kepercayaanku. Dia akan membantu di apartemen, aku juga akan menyediakan supir untuk mengantar jemput kamu.” Felisha mengangguk sambil menyeka air matanya. “Aku, juga minta ijin untuk bertemu Clay sebelum membatalkan pernikahan kami.” Permintaan Felisha kali ini cukup mengusik perasaan Kevin. Wajah Kevin kembali mengeras sambil mengepalkan ke dua tangannya. “Aku mohon, Kev. Bukankah pada akhirnya aku akan menjadi milikmu?” “Lalu, di mana Clay beberapa hari ini?” tanya Kevin sambil tersenyum sinis kepada Fel
Semua orang tercengang, menatap Feli. Mereka bukan hanya kehabisan kata-kata, tetapi mereka juga bingung dengan situasi yang mendadak membuat segalanya hancur seketika.“Ma-maaf, Clay. Aku, tidak bisa melanjutkan pernikahan kita bulan depan,” pecah sudah tangis Felisha sampai ia luruh berlutut di lantai menutup wajahnya.Betari langsung mengambil inisyatif untuk menghampiri anaknya. Dia juga tidak kalah panik, sambil mengguncang tubuh Felisha, ia ingin tau alasannya.Siapa tau, masih ada kesempatan untuk memperbaiki atau siapa tau, dia bisa berlutut dan memohon kepada Nyonya Garini Sanjaya untuk mempertimbangkan kelanjutan acara penting dalam keluarganya ini, jika memang anaknya yang bersalah.“Felisha, apa kamu sudah gila, hah?! Lihat itu Clay, dia sangat mencintaimu, semua keluarga Sanjaya sangat menyayangimu, kenapa kamu justru seperti ini, Nak?! Katakan, ada masalah apa sebenarnya, hem?! Kita selesaikan baik-baik yah, Nak. Mama mohon, jangan begini, cepat katakan, Felisha! KATAKAN