Share

Bab 18

POV ALYA

Hari kelima lebaran suasana sudah mulai biasa. Sejak hari ke empat tidak ada lagi tamu yang datang ke rumah, kalaupun ada paling saudara jauh Bapak dan Emak yang memang belum datang, satu dua orang.

Pagi ini, aku dan Fitriana pergi ke warung yang selain menjual sembako juga menjual sayur-sayuran dan lauk pauk mentah. Aku menyebutnya warung, tapi Fitriana menyebutnya toko. Dia bilang, kalau di desa ini, warung itu yang jualan makanan matang, misal warung soto, warung pecel dan lain-lain.

Saat kami hampir tiba di tempat tujuan, terlihat banyak ibu-ibu yang sudah berkerumun di luar warung, eh toko tersebut. Kalau aku bilang warung nanti disalahin sama adik iparku itu.

"Ngapain mereka, Ana?" Tanyaku pada adik iparku itu penasaran.

"Belanjalah, Mbak. Masa arisan," sahut gadis itu melucu.

"Tapi kok berkerumun gitu?" Lagi, aku bertanya dengan penasaran.

"Ya kan milih-milih sayuran dan lauk yang dimau. Kalau pagi gini masih banyak jenis yang bisa dipilih, makanya pada datang pag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status