Share

Menjadi Sosok Pemaaf dan Romantis

“Mas, ada apa?” tanya Septi tatkala Brata menerobos masuk ke dalam kamar. Septi dengan tertatih memegang perutnya untuk mengikuti langkah suami. Bisa dipastikan suaminya itu sedang di rundung masalah.

Brata melemparkan tasnya serampangan di atas sofa dan menghempaskan dirinya. Dasinya yang sudah tidak tertata rapi dengan rambut yang acak-acakan, membuat khawatir Septi. Sekacau apapun kondisi suaminya sepulang bekerja, tidak pernah dia mendapati sang suami sampai seperti ini.

Septi meninggalkan suaminya sebentar ke belakang. Memberikan jeda supaya gejolak yang melanda suaminya sedikit mereda. Tidak berapa lama dia kembali dengan membawa segelas teh hijau.

Septi meletakannya di atas meja, dia mengambil posisi duduk berjarak dengan suaminya. Memandang wajah tegas itu dengan penuh pengertian.

“Mas, diminum dulu tehnya.” Septi mengelus lutut Brata. Pria itu menegakan badan dan menoleh ke arah istrinya. Tatapan teduh itu bagaikan butiran salju yang menerpa batinnya. Brata tersenyum tipis. D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status