Share

Jadi Istri Dadakan Perfect Duda
Jadi Istri Dadakan Perfect Duda
Penulis: Dian Alfina

Doa Mustajab

"Iya ... nanti akan kucari dan kunikahi duda kaya raya!"

Anna ingat doanya kala sedang berulang tahun beberapa bulan lalu.

Tapi, siapa sangka doanya yang hanya main-main ternyata mustajab juga?

Mendadak ia dijodohkan dengan Jeremy dan ini adalah hari ketiga Anna menjabat sebagai istri pria itu!

Dan seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada percakapan layaknya pasutri baru di antara keduanya.

Setelah menyelesaikan sarapan, Jeremy bahkan pergi begitu saja tanpa sepatah kata.

"Jadi kau menikahiku untuk apa?" monolog Anna. "Dasar duda!"

Kekesalan membuat Anna tidak peduli akan ke mana perginya Jeremy!

Ia melanjutkan sarapannya kemudian Anna akan tidur seharian.

Ya, sejak menikah dengan Jeremy, Anna dipaksa untuk berhenti dari pekerjaannya. Sebenarnya sangat berat bagi Anna berhenti dari pekerjaan yang begitu ia cintai, namun Jeremy memaksanya dan berkata bahwa ia tak butuh penolakan. Semua titah pria itu harus dilakukan tanpa pengecualian.

Jeremy yang dingin dan yang tentunya keras kepala membuat Anna mau tak mau menuruti kemauan egonya.

Saat Gideon, sang ayah memberinya kabar tentang perjodohannya dengan Jeremy, Anna sudah diperingatkan bahwa ia bisa menolak perjodohan tersebut karena Gideon tau sifat Jeremy bagaimana.

Jeremy terkenal dengan kekejamannya kepada siapapun yang mencoba untuk bermain-main dengannya. Jeremy siap membunuh siapapun, ia juga memiliki penjara bawah tanah guna mengeksekusi para musuh yang berhasil ia tangkap. Dan tanpa ragu Jeremy membantai tanpa ampun kepada mereka yang sengaja membuat ulah.

Jadi, ayah pria itu mendadak mengatakan bahwa ia akan membantu perusahaan Gideon yang tengah bermasalah dengan imbalan Gideon harus menikahkan sang anak dengan Jeremy.

Jujur, Gideon tidak mau putri semata wayangnya menikah dengan pria berdarah dingin seperti Jeremy.

Tapi di luar dugaannya, hari itu Anna mengangguk. Ia menerima tawaran perjodohan tersebut, alasan Anna menerima itu karena Anna tidak mau perusahaan yang dirintis Gideon susah payah mengalami masalah.

Anna lantas memasukan sendok ke dalam mulut sebagai suapan terakhir. Kemudian ia mengunyah untuk beberapa kali.

Tiba-tiba ia teringat soal anak dari Jeremy, di mana dia berada?

Sejak berada di mansion milik pria itu, Anna tidak pernah melihat anak tersebut. Bahkan di saat pesta pernikahannya, Jeremy tidak membawa sang anak. Anna pun tidak tau berjenis kelamin apa anak sambungnya itu, karena Jeremy sama sekali tidak menyinggung tentangnya.

Anna memanggil salah satu pelayan guna bertanya, "Ada apa Nyonya?"

"Apa aku boleh bertanya?"

Pelayan tersebut mengangguk, "Boleh Nyonya. Apa yang mau nyonya tanyakan?"

"Anak Jeremy di mana? Beberapa hari di sini aku tidak pernah melihatnya," ujar Anna.

Bukannya menjawab pelayan itu malah diam, terlihat dari wajahnya ia kebingungan. Anna semakin bertanya ada apa? Seperti ada yang aneh di mansion ini, batin Anna menebak.

Rose yang merupakan kepala pelayan datang dan meminta pelayan yang baru saja Anna tanyai itu pergi, "Biar saya saja yang menjelaskan Nyonya."

Anna mengangguk, "Baiklah."

"Tuan muda berada di kamarnya nyonya," ujar Rose.

"Siapa namanya?"

"Tuan Gerald, Nyonya,"

Anna mengingat nama anak sambungnya, "Bisa antar aku bertemu dengan Gerald?"

"Tidak ada yang boleh bertemu Gerald Nyonya," kata Rose menunduk.

Mendengar jawaban Rose, Anna mendelik, "Siapa yang tidak membolehkanku bertemu Gerald? Jeremy?"

Rose mengangguk, "Duda gila!" umpatnya. "Aku ini istrinya dan hakku untuk dekat dengan Gerald. Gerald juga anakku sekarang!"

Ah Jeremym emang selalu membuatnya kesal!

"Aku tidak peduli dengan dia. Antar aku sekarang!" keukeuh Anna.

Sebagai ibu sambung, Anna harus tau tentang anaknya. Ia sedikit curiga, kenapa Jeremy menyembunyikan Gerald seolah melarang anak itu keluar untuk melihat udara bebas. Anna semakin tidak sabar bertemu Gerald.

"Mari Rose tunjukkan di mana letak kamar Gerald," ujar Anna.

Rose yang juga tidak bisa menolak permintaan Anna pun akhirnya memilih untuk mengantarkan Anna ke kamar Gerald.

Anna terkejut bukan main, pasalnya kamar Gerald terletak di belakang mansion padahal Anna tau di depan, di samping kamarnya banyak kamar kosong, "Rose apakah benar ini jalan menuju kamar Gerald?"

"Benar nyonya," jawab Rose.

Sampai mereka berhenti di depan sebuah pintu coklat, yang Anna yakini itu adalah kamar Gerald. Anna tidak habis pikir dengan otak Jeremy yang menempatkan anaknya berada di kamar yang jauh dari kamar miliknya, kamar Gerald ini sebelas dua belas dengan kamar para pelayan bahkan jauh lebih kecil.

"Berapa umur Gerald?" tanya Anna penasaran.

"Lima tahun Nyonya,"

Deg!

Sungguh biadab sekali Jeremy!

Jadi tanpa basa-basi Anna mengetuk kamar Gerald. Tidak ada jawaban dari dalam kamar, perlahan Anna membuka knop pintu dan ia melihat seorang anak kecil berkulit putih menatapnya dengan wajah ketakutan.

Hati Anna teriris, tubuh anak kecil tersebut sangat kurus, bahkan pipinya hanya terlihat tulang saja. Bagaimana anak dari seorang miliarder kaya raya seperti ini. Banyak piring-piring kotor dan juga gelas-gelas kotor juga di sana, kamar Gerald sangat gelap. Entah bagaimana kerja pelayan sampai tidak mau membersihkan kamar Gerald......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status