Share

Program Bersama

Mereka pulang dalam keadaan kecewa. Tidak. Hanya Hakam saja yang bersedih hati. Sementara Faryn sangat baik-baik saja.

Selama di dalam mobil yang mereka kendarai, tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan. Hakam sibuk dengan rasa kecewanya, Faryn yang sibuk menahan kantuk akibat kurang tidur semalam.

Ya, di saat Hakam bisa kembali terlelap, mata Faryn malah segar dan tidak ingin tertutup. Bayangan tentang mimpinya masih terasa jelas yang membuatnya kian sulit terpejam.

Beberapa kali kepalanya terantuk. Beberapa kali itu juga ia tidak jadi tertidur.

"Oke. Kita mulai promilnya," kata Hakam setelah beberapa lama terdiam.

Kalimat itu bukan hanya memecah keheningan di antara mereka, melainkan juga membuat Faryn kembali segar.

"Promil?"

"Ya."

Faryn mengamati wajah Hakam dsri samping. Pria berambut hitam itu tampak sangat semangat dan bertekad saat menjawab 'ya'. Tidak terlihat jejak kekecewaan di ekspresinya yang tersisa.

"Seperti kata dokter tadi. Kita bisa mulai promil dari sekarang. H
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status