Share

Rumah Khusus

Dalam perjalan kembali ke kantor, Hakam terus tersenyum cerah. Meski begitu memang sedikit terselip rasa bersalah pada Davina karena menyalahi waktu kerjanya. Seharusnya hari ini ia pakai untuk meninjau lokasi cabang baru. Namun, ia malah mampir ke rumah orang tua Faryn.

Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa hanya satu kali ini saja Hakam mengkorupsi waktu kerja untuk kepentingan pribadinya.

Hakam tidak menyangka bahwa rencana berkunjungnya akan memakan waktu begitu lama. Yah, tapi dia tidak menyesal. Karena dia jadi bisa mendengar banyak cerita dari Ibu Kemala.

Dari yang menyenangkan, memalukan, sampai mengiris hati.

Siapa yang menyangka jika wanita yang sangat jarang tersenyum itu ternyata begitu ramah ketika kecil?

"Selamat datang di toko kami."

Sapaan pelayan toko bunga yang ramah itu menambah cerah senyum Hakam. Pelayan wanita malah terpaku melihat senyum yang diumbar oleh pembelinya.

"Saya ingin memesan bucket untuk istri saya."

"Bunga apa kira-kira yang mau Bapak pilih?"

"Saya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status