Share

Kebal Cemburu

PoV Nia

Ternyata Bang Parlin tetap pergi juga ke Bandung, aku sudah tak bisa mencegah, biarlah. Tak lagi bicara kasar, aku justru doakan supaya selamat sampai tujuan dan kembalinya.

Satu hari aku sendirian di rumah, Butet ke Sekolah, sedangkan Cantik dibawa pengasuhnya jalan-jalan. Akun coba telepon Ucok.

"Cok, jadi Ayahmu pulang?" tanyaku pada Ucok lewat sambungan telepon.

"Jadi, Mak, nanti sore berangkat," jawab Ucok.

"Jadi ke Bandung?" tanyaku lagi.

"Jadi, Mak,"

"Ceritakan dulu bagaimana ayahmu ziarah?" tanyaku kemudian.

Aku bukan cemburu lagi, aku sudah kebal, hanya ingin tahu bagaimana Bang Parlin, apakah menangis lagi seperti yang sudah-sudah.

"Ayah makin aneh, Mak," jawab Ucok.

"Aneh bagaimana?"

"Orang kan ziarah itu tabur bunga, Ayah justru tabur rambut,"

"Haaa, tabur rambut?"

"Iya, Mak, rambut ayah bagian belakang dipotong, terus ditaburkan di makam Rara," kata Ucok lagi.

Aki terkejut, akan tetapi aku sudah kebal. Biarlah, sudah capek ribut-ribut soal Rara ini.

"Mak, mama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
carsun18106
tp beneran kak penulis, masa bang parlin dibiarkan terpuruk dgn hati yg membatu, kasihan butet, juga cantik yg msh bayi, bagaimana nanti melihat ayahny seperti itu...
goodnovel comment avatar
carsun18106
eeeh...ngga kok....ucok ngga ikut jejak ayah...ucok mah move on dari satu gadis ke gadis lainnya, trs ucok mah ngga ngurusin pedet dan sawit, atau masyarakat, ucok mah mau jd petarung ufc kok
goodnovel comment avatar
carsun18106
wahahaha bisa...bisa....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status