Share

Part 55 Janda Satu Putra

Memilin jariku gugup, kucoba memberanikan diri menatapnya. Mata tajamnya dibingkai alis tebal itu tidak menakutkan. Akan tetapi ada ketegasan dari sorotnya yang terkadang teduh.

Aku baru menyadari dia benar-benar mancung dengan hidung bangirnya. Rahangnya kokoh dan dicukur bersih. Tidak seperti dulu terlihat ada bakal rambut di sekitar pipi dan dagunya.

Aku tersentak, menyadari ketidakwarasanku mengagumi pria asing. Apa yang sudah merasukiku sampai bertingkah seperti ini? Ya ampun, aku ini memalukan! Merutuk diri, apalagi yang bisa kulakukan selain beristigfar?

"Ada apa? Kamu takut sama saya?" Aku menggeleng karena jujur saya aku tidak takut. Hanya saja lebih pada rasa penasaran.

"Om Iwan dali mana?" tanya Agam yang membuat kami sontak menoleh pada si kecil.

Pria yang selalu disebut Om Baik oleh Agam ini sesaat mengernyit lalu terkekeh. "Bukan Om Iwan, tapi Om Riswan. Riswan!"

Agam menepuk jidatnya dengan telapak tangan kirinya sendiri lalu berkata, "Agam cuma inat wan, Om. Waktu it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status