Share

suamiku marah

Tanpa banyak bertanya lagi, kubiarkan Mas Hamdan untuk istirahat, dia rebahkan diri sambil terus memijit keningnya. Kuhampiri dia dan kuraba tubuhnya yang sedikit hangat. Sepertinya dia kurang sehat atau malah ada hal yang membuat dia tidak baik baik saja.

"Terakhir kali kau minum apa di resto sore tadi."

"Kopi," jawabnya.

"Apakah setelah itu kepalamu pusing dan dadamu berdebar?"

"Iya, lalu entahlah, lamat lamat kudapatkan diriku di klinik."

Iya, Fix, dia sepertinya menelan obat perangsang dan bius. Entahlah, salah satu dari itu mungkin, aku agak awam dengan obat obatan. Tapi, aku yakin, suamiku baik baik saja saat dia berangkat kerja tadi, anehnya dia sakit di sore hari. Itu tidak masuk akal.

"Baiklah, tidurlah." Aku masih tetap berusaha tenang dan merangkul suamiku yang pada akhirnya tertidur dengan dengkuran halusnya.

**

Keesokan hari.

Rasanya tak sabar diri ini menunggu matahari yang sepenggalah naik, kutunggu suami terbangun dengan hati berdebar, ingin kutanyakan detail kejadian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status