Share

Bab 41

"Tapi aku nggak mau pacaran, aku maunya kita menikah." Todong Ramon tanpa basa-basi.

"Aku ..., aku ...." Mendadak Ardia menjadi gagu.

Gadis itu mundur beberapa langkah, hingga terduduk di ranjang. Matanya bergerak kesana kemari, menghindari tatapan sendu dari Ramon.

Ramon berlutut di depan Ardia, diraihnya tangan gadis itu, tapi Ardia menolak. "Ijinkan aku menjadi pelindungmu, Ar. Ijinkan aku selalu ada di sisimu, saat kamu butuh." Ardia bergeming.

"Aku mencintaimu, Ar. Aku siap menerimamu apa adanya, tak peduli masa lalu, atau pun latar belakang keluargamu. Aku mencintai semua yang ada padamu."

Bukan jawaban yang Ramon terima, melainkan reaksi tak terduga dari Ardia. Dia terus meremas ujung bajunya, mendadak Ardia naik ke atas ranjang. Dia terisak dengan tangan yang terus bergerak liar, seperti orang yang menggosok tubuh saat mandi.

"Aku kotor, Mas. Aku kotor." Ardia berucap sambil terus menggosok bajunya.

"Hei, siapa yang bilang kamu kotor? Di mataku kamu tetap gadis suci, Ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status