Share

Bab 42

"Tapi aku cintanya sama Ardia, bukan sama Attaya atau yang lain, Ton." Anton baru saja hendak angkat bicara, namun raungan dari ponsel Ramon membuat dia mengurungkan niatnya.

"Ha-lo," jawab Ramon ragu-ragu, mengingat panggilan yang masuk berasal dari nomer asing.

"Mas, bisa jemput aku sekarang?" mohon suara itu pelan.

Ramon menepuk kening, kenapa dia bisa lupa begini? Hari ini Ardia sudah diperbolehkan pulang, setelah menjalani perawatan di bagian kejiwaan. Emosinya sudah stabil, sudah bisa diajak komunikasi dengan baik. Hingga dokter memutuskan untuk rawat jalan saja.

Setelah kejadian pemerkosaan itu, jiwa Ardia mengalami goncangan. Beberapa kali dia melakukan percobaan bunuh diri, berkali-kali berusaha melukai diri sendiri. Hingga membutuhkan penanganan ahlinya.

"Iya, aku meluncur ke sana, ya. Kamu sudah beres-beres, kan?" tanya Ramon kemudian.

"Sudah, Mas. Sudah siap semua, tinggal berangkat."

"Oke, tunggu aku, ya. Aku kesana sekarang!" Tak ingin Ardia menunggu lama, Ramon s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status