Brian jadi tidak merajuk lagi karena mendengar kata hadiah. Padahal tidak ulang tahun kenapa dia mendapatkan hadiah, itu cukup membuatnya gembira.“Hadiah makanan yang lezat,” ucap Brian.“Oke, kalau begitu ibu akan memasak makanan yang enak untukmu,” balas Dara.“Hore,” ucap Brian.Sangat mudah mengatasi anak kecil yang sedang merajuk, tinggal memberikan apa yang dia mau tapi tidak semuanya dituruti, kadang juga Brian merajuk dengan Dara karena tidak dituruti apa yang dia inginkan. Dara hanya mengajarkan kepada Brian agar tidak menjadi manja, dan semua yang dia inginkan tidak semuanya harus didapatkan.***“Kita sudah sampai rumah,” ucap Bima.“Ayah, ibu tidak bekerja?” tanya Brian.“Setelah masak makan siang untukmu, ibu akan kembali ke kantor,” jawab Dara.“Oke, bu,” balas Brian.Dara masak sederhana siang ini karena harus kembali ke kantor. Setelah makan siang bersama dengan Bima dan Brian dia berpamitan dengan Brian untuk bekerja di perusahaan sang ayah.“Hati-hati ibu dan ayah,”
Rizal meninju ke arah Bima, kali ini dia berhasil mengenai telapak tangan Bima. Alias tinjunya berhasil dihalau oleh Bima."Sial!" umpat Rizal."Kalau mau jadi jagoan lebih baik fokus dulu," ucap Bima.Pria berstatus duda itu memiting tangan Rizal sehingga berada di punggung. Rizal mengerang kesakitan."Baru segini sudah teriak, dasar lemah," ledek Bima."Kamu curang," ucap Rizal."Aku tidak curang," balas Bima."Tapi aku menggunakan tak tik, aku cerdas tidak banyak gaya sepertimu," imbuh Bima.Rizal sangat kesal karena berkali-kali kalah dengan Bima."Lepaskan, kita bertarung secara jantan saja," ucap Rizal."Baru begini saja kamu kalah mau bertarung secara jantang bagaimana?" tanya Bima.Rizal menggertakkan giginya kesal. Bagaimana bisa dia harus berulang kali kalah dari pria bernama Bima ini."lepaskan dulu. Kita bertarung di ring tinju saja," jawab Rizal."Aku tidak setuju," teriak Dara yang melihat mereja berkelahi.Dibelakang Bima ada Tuan Subroto juga. Beliau melihat Rizal dan
Beberapa menit kemudian Bima sudah sampai di perusahaan Dara untuk menjemputnya. "Makan malam dulu bersama kami," ucap Tuan Subroto."Akan lebih malam nanti aku mengantar Dara kembali kalau makan malam dulu," balas Bima."Baiklah, hati-hati, ya," ucap Tuan Subroto.Bima dan Dara sudah pulang menuju kediaman Tuan Handoko. Di sana mereka di sambut dengan hangat oleh Tuan dan Nyonya Handoko."Eh, pengantin baru," ucap Nyonya Handoko."Kami belum resmi menikah," balas Bima."Ya sudah deh, calon manten," ucap Tuan Handoko.Bima mengatakan apa maksudnya datang ke rumah orang tuanya. Bima ingin melihat gaun pengantin milik Nyonya Handoko yang dulu dipakai menikah.***"Lewat sini," ajak Nyonya Handoko."Ayo, Dara," ucap Bima.Dara mengangguk, dia masih penasaran dengan gaun pengantin yang katanya megah dan bagus dimasanya. Seperti apa gaun itu, bukankah bagus di waktu lalu belum tentu cocok di masa sekarang. Pasti beda jaman beda memaknai kata bagus.Jantung Dara berdebar ketika sudah sampa
Brian menoleh ke arah Bima, senyuman menawan muncul di wajah tampannya. Tentu saja dia tidak mengerjakan PR semalam karena merajuk. “Ayah, bagaimana ini, aku belum mengerjakan PR,” jawab Brian. “Karena itu adalah ulahmu sendiri, ayah hanya ingin bilang, kamu harus mengadapi masalahmu,” balas Bima. Brian mengangguk, dia akan menjadi lelaki hebat nantinya jadi mau tak mau dia harus berangkat sekolah dan mengakui pada gurunya tidak mengerjakan PR. “Ayo berangkat, aku siap dihukum sama ibu guru,” ajak Brian bersemangat. “Anak yang pintar, ibu pasti bangga padamu,” balas Bima. “Iya lah, aku adalah lelaki yang hebat di masa depan,” jawab Brian. Bima menahan tawa, Brian mempunyai rasa percaya diri yang tinggi seperti Bima. Anak itu sekarang lebih mudah mengekpresikan diri dan tidak takut melakukan kesalahan."Kalau begitu, ayah akan mengantarmu ke sekolah tanpa mengerjakan PR," ucap Bima."Oke, lest go ayah," balas Brian.Brian dan Bima pergi ke sekolah menggunakan mobil.Seperti bias
Sela berlutut memegang kaki Bima, dia berderai air mata meminta belas kasihan Bima."Aku benar-benar minta maaf, Bima," ucap Sela."Aku sudah memaafkan. Aku juga sudah melupakan kejadian masa lampau. Tapi untuk mengulangi hidup bersamamu, aku tidak akan sanggup," jawab Bima.Bima sudah tidak mau menderita lagi hidup dengan orang yang salah. Lebih baik memulai kehidupan yang baru, dengan orang yang baru dan suasana yang baru."Bima, tidak adalah kesempatan lagi bagiku untuk hidup bersamamu?" tanya Sela."Tidak, aku sudah akan menikah dengan gadis pujaan hatiku, jadi tolong jangan muncul kalau hanya untuk membuat onar," jawab Bima.Sela masih menangis, dia ingin menunjukkan kepada Bima kalau dia sangat menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahan dimasa lalu.Tapi hati Bima sudah terlanjur terluka. Kalau dipaksakan rujuk demi anak rumah tangga juga tidak akan bisa berubah lebih baik."Pergilah," pinta Bima."Tapi aku tidak mau pergi. Tolong kabulkan satu permintaanku," ucap Sela."Katak
Romi mengangguk yang menandakan kalau apa yang akan dia sampaikan adalah hal yang sangat penting.Tuan Subroto langsung mengajaknya ke kantornya."Masuklah, Romi," ajak Tuan Subroto."Terima kasih," balas Romi."Duduklah, jadi hal penting apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Tuan Subroto."Ini mengenai Dara," jawab Romi.Romi menjelaskan secara detail apa yang dia dengar. Romi hanya ingin menyampaikan fakta agar Tuan Subroto berjaga-jaga supaya hal yang tidak diinginkan menjelang pernikahan Bima dan Dara tidak terjadi."Kurang ajar lelaki itu. Beraninya berpikir kotor tentang putriku," gumam Tuan Subroto."Aku hanya menyampaikan apa yang terdengar saja," ucap Romi seraya memberikan rekaman untuk Tuan Subroto.Tuan Subroto semakin geram mendengar bukti rekaman itu. Beliau memutuskan untuk menyewa bodyguard untuk mengamankan putrinya. Tidak ada satu orangpun yang bisa menyakiti Dara selama Tuan Subroto masih hidup."Romi, terima kasih atas kerja kerasmu. Aku akan memberimu imbalan," uc
Brian sangat senang ternyata dari keluarga Dara sangat memperhatikannya. Berarti kehadirannya juga akan diterima di keluarga ibu sambungnya itu.“Aku sangat menyukai semua masakan Ibu,” jawab Brian.“Memangnya ibumu bisa memasak?” tanya Nyonya Subroto.“Bisalah, dan masakannya sangat enak,” jawab Brian.Tuan Subroto memeluk Brian, dia mengecup pipi Brian sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah menerima putri semata wayangnya sebagai ibu.“Terima kasih telah menyayangi Dara,” ucap Tuan Subroto.“Aku harus menyayanginya, karena Dara adalah ibuku,” jawab Brian bersemangat.Tuan Subroto iku senang dan tertawa bersama Brian. Beliau mengelus rambut Brian dengan lembut, mempunyai cucu sambung tidak masalah baginya yang penting Dara dan anak sambungnya saling menyayangi.“Apa kakek boleh minta sesuatu padamu?” tanya Tuan Subroto.“Apa itu, Kek,” jawab Brian.“Kelak kamu sudah tumbuh dewasa, kamu harus mencintai ibumu, juga adikmu kalau memiliki adik,” balas Tuan Subroto.“Kalau ibu p
Sekretaris Lina sangat kaget dengan suara seseorang yang membisikkan hal buruk padanya. Gadis itu menoleh dan ternyata orang itu sangat dia kenal, wanita itu menyungingkan senyuman dan melambaikan tangan."Kamu?" ucap Sekretaris Lina."Kenapa kaget begitu melihatku. Aku ini mantan nyonya bosmu, 'kan," jawab Sela."Hanya mantan saja, Anda ada perlu apa ke sini," balas Sekretaris Lina."Lina sepertinya kamu menganggap dirimu tinggi. Aku akan bilang pada Bima kalau kamu mendambakan Bima untuk menjadi suamimu," ancam Sela.Sekretaris Lina agak gugup tapi kalau sampai mulut Sela ember dia akan mendapatkan mala petaka. Bima sangat tidak suka dengan wanita genit yang mendekatinya."Silahkan saja. Semua wanita mendambakan Pak Bima untuk menjadi suaminya. Itu hal yang wajar termasuk Anda," balas Sekretaris Lina."Kurang ajar kamu, Lina," bentak Sela seraya melayangkan tamparan pada Lina.Saat Sela menampar Lina kebetulan pintu kantoe Bima terbuka. Romi dan Bima sedang ingin keluar dari ruangan