Nyonya Handoko mendekati Bima, dia berkacak pinggang lalu berkata, “Aku tidak akan kesepian kalau ada menantu,” “Padahal ada istri kakak,” ucap Bima. “Berbeda bila itu istrimu. Kakakmu tinggal di tempat yang jauh mengembangkan bisnisnya. Sedangkan kamu dekat dengan mama,” balas Nyonya Handoko. Brian mendekati neneknya, lalu dia berkata, “Aku tidak kesepian lagi karena ada Tante Dara. Ketika ayah bekerja, Tante Dara menemaniku,” Brian menunjukkan wajah ceria, dia sangat berbeda dari sebelumnya. Saat ada Dara memang semuanya berubah. Brian menjadi lebih tenang dari biasanya, dan Bima menjadi terlihat terurus. Kehidupan mereka sangat bahagia sepertinya. Tidak seperti dulu yang biasa saja dan penuh kekurangan. “Kalau begitu, Dara saja yang menjadi menantuku,” ucap Nyonya Handoko. “Tidak bisa!” seru Sela yang tiba-tiba muncul. “Apaan sih wanita ini,” keluh Nyonya Handoko. Sela yang penuh emosi menghampiri semuanya, dia tidak peduli apa kata orang dan dia mendekati Dara dan ingin men
Sela meloto matanya dia sebenarnya tidak ingin mendengarkan ucapan Irma tapi entah mengapa dia jadi tertarik mendengarkannya.“Katakan saja,” ucap Sela.“Bawa wartawan dan kamu bilang pada para wartawan kalau tidak bisa bertemu dengan anak kandungmu sendiri atas hasutan Dara,” balas Irma.“Ide yang bagus, dengan begitu namanya bisa tercemar,” ucap Sela dengan semangatnya.Irma tersenyum licik, dia merasa hal ini akan berhasil mencemarkan nama baik Dara. Beberapa orang juga akan mengehentikan kerja sama dengan Bima Sakti Multimedia karena skandalnya yang tidak mau mempertemukan ibu kandung dan anaknya.“Kalau begitu semoga berhasil,” ucap Irma.“Terima kasih, kali ini pasti akan berhasil,” balas Sela.Mereka lalu berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Sela sudah mempersiapkan sesuatunya dengan matang, mulai menghubungi beberapa wartaman untuk diajak bertamu ke rumah Bima. Dia ingin semua orang tahu kalau dia selaku ibu kandung Brian sama sekali tidak diperbolehkan bertemu.***“
Romi membisikkan sesuatu pada Bima. Hal ini bisa meredam gosip tentang Dara yang tidak membolehkan Sela bertemu Brian."Katakan pada media kalau kamu bertunangan dengan Dara," jawab Romi."Apa itu bisa meredam gosip. Aku rasa tidak," balas Bima."Kamu coba saja dulu," ucap Romi.Bima tak mau melakukan itu, dia merasa kalau mengumumkan pertunangan hanya akan memperkeruh keadaan."Aku akan memikirkan cara lain. Tapi idemu cukup bagus," ucap Bima."Terserah kamu saja," balas Romi.Bima dan Romi tengah berdiskusi masalah rumor yang beredar di internet dan berita televisi."Cukup sampai sini saja, aku akan pulang dan menemui wartawan sebentar," ucap Bima."Aku akan menemanimu," balas Romi.Bima mengangguk lalu mereka keluar kantor menemui wartawan dengan santai. Bima menjawab pertanyaan wartawan dengan ekpresi seperti biasanya. Dingin dan berwibawa.***"Pak Bima, apa benar Anda melarang ibu Sela menemui anaknya?" tanya wartawan."Tidak ada yang melarang," jawab Bima."Tapi ibu Sela merasa
Tuan dan Nyonya Handoko pergi ke ruang tamu menemui tamu mereka yang membuat penasaran.Biasanya di rumah Bima tidak ada tamu, tapi kenapa ada tamu untuk mereka di rumah Bima.“Selamat malam Nyonya dan Tuan Handoko,” sapa tamu tersebut.“Selamat malam,” jawab Mereka sinis.Mereka sangat tidak suka dengan tamu mereka, pasti tamu itu datang karena berita yang menyebar di internet sekarang.“Ada urusan apa mencari kami di sini?” tanya Nyonya Handoko sinis.“Ini terkait berita yang viral hari ini,” jawab Tamu mereka.“Kalian selaku orang tua Sela pasti akan meminta membela putri kalian,” ucap Tuan Handoko.Mereka berdua saling pandang, lalu meminta maaf kepada tuan dan Nyonya Handoko terkait perilaku Sela di masa lalu.“Mungkin Sela kembali karena mengingat anaknya, biarkan saja Sela bertemu dengan anaknya sebentar saja,” pinta Ibunya Sela.“Kami tidak pernah melarang,” jawab Tuan Handoko.“Kenapa Sela sampai nekat melakukan wawancara dengan wartawan mungkin dia sudah pernah mencoba berte
Bima menarik nafasnya agar tidak terpancing emosi, orang tua Sela ini memang batu dan tidak tahu bagaimana Bima bertahan demi sang buah hati, membesarkan Brian bersama dengan ibunya juga selalu menghiburnya karena terkena bully tidak mempunyai ibu.“Dari dulu pintu rumah ini selalu terbuka untuk Sela dan keluarganya kalau ingin menjenguk anaknya,” jawab Bima.“Tapi semakin aku berharap, semakin hatiku terluka, lima tahun semenjak Brian lahir, ibu maupun keluarga ibunya tidak pernah menjenguk walau sedetik saja,” imbuh Bima.“Menanyakan kabarnya juga tidak,” cela Nyonya Handoko.Ayah Sela sangat malu dia tidak banyak bicara apalagi menuntut agar Sela dipertemukan dengan sang buah hati. Hanya saja sang istri yang banyak bicara dan menimbulkan kegaduhan, semakin membuat Brian ketakutan dan tidak ingin bertemu dengan keluarga ibunya.“Ayah, aku tidak mau lagi bertemu dengan ibu ataupun nenek lampir itu,” teriak Brian.“Sekali lagi, ibuku hanya Tante Dara,” imbuh Brian lalu dia berlari men
Di depan Wartawan Brian mengeluarkan unek-uneknya, tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu sejak lahir. Di bully tidak mempunyai ibu, tidak ikut acara sekolah karena tidak memiliki ibu dan masih banyak lagi yang ia keluhkan mumpung ada wartawan.“Berkat Tante Dara aku dapat merasakan kasih sayang ibu,” ucap Brian.“Jadi aku mohon jangan ganggu kebahagiaanku saat ini,” imbuh Brian sambil bercucuran air mata.“Menangislah Nak, jika itu membuatmu lega,” balas Dara lalu memeluk Brian.Para Wartawan sibuk memotret dan merekam adegan mengharukan itu. Kasih sayang seorang ibu memang tidak bisa digantikan, bukan tentang seorang ibu kandung tapi sosok ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang terhadap anak tersebut. Anak akan mengingat bagaimana seorang berjasa menemani hari-harinya tumbuh dan berkembang.“Aku mohon menyingkirlah, anakku butuh privasi,” ucap Dara lalu menggendong Brian ke dalam mobil.“Perempuan jalang, tidak tahu diri. Beraninya kamu menghasut cucuku untuk tidak mau bertem
Romi terkekeh mendengar pertanyaan Bima, masa begitu saja tidak tahu. Apa karena Bima sudah lama menjadi duda makanya lupa hal yang menyenangkan dilakukan suami istri.“Selain bunga dan uang, yaitu urusan ranjang,” ucap Romi.“Urusan ranjang, sepertinya menyenangkan,” balas Bima.“Benar, urusan ranjang memang sangat menyenangkan. Makanya kamu cepat menikah lagi,” bisik Romi.Bima baru sadar kalau urusan ranjang itu adalah hal wajib suami istri, sudah lama dia tidak menyentuh wanita apakah hal ini akan berguna. Tapi dia tidak ingin melakukan itu saat belum menikah dengan gadis pujaan hatinya itu.“Apa kamu sudah gila, memintaku untuk melakukan hal menyenangkan dengan Dara,” balas Bima.“Aku tidak menyarankan untukmu. Tapi kamu kalau ingin, ya, cepat saja menikah lagi,” ucap Romi.Bima merenung sebentar, dia juga ingin menikah lagi tapi apakah Dara bersedia menikah dengannya dalam waktu yang dekat ini. Dia masih bimbang karena statusnya saat ini duda beranak satu dan Dara adalah seorang
Jantung Dara berdetak kencang saat mendengar pertanyaan itu. Dia sangat belum siap untuk mempertemukan Bima dangan orang tuanya. Saat ini orang tuanya sedang bangkrut, dan tinggal jauh di desa, bahkan Dara yang sedang merindukan mereka belum bisa mengunjungi orang tuanya. “Emm, boleh saja tapi orang tuaku sekarang sedang berada di kampung halaman,” ucap Dara. “Tidak apa, memangnya kenapa kalau di kampung halaman, aku hanya ingin bertemu saja,” balas Bima. “Apa kamu serius mau bertemu orang tuaku?” tanya Dara. “Tentu saja aku serius,” jawab Bima. Dara mengangguk, tapi saat ini kepalanya sedang berpikir bagaimana nanti dia memperkenalkan Bima kepada orang tuanya. Bagaimana nanti kalau banyak pertanyaan yang orang tuanya lontarkan saat Dara membawa Bima ke rumah. Tapi banyak sekali rumor yang beredar di internet maupun televisi yang berkaitan dengan Dara dan Bima, tidak mungkin juga orang tuanya tidak mengetahui berita ini. “A-ku harus mengabari orang tuaku, dahulu kalau kamu mau d