Share

Menyirami dendam

"Shaw, kenapa kau menangis?"

Bailey melirik Shaw bermaksud untuk melihat apakah Shaw sudah selesai membaca suratnya atau belum, tetapi malah mendapati sahabatnya itu menangis dengan surat masih terbuka di kedua tangannya.

Shaw mengusap air mata yang menetes di pipi, mengangkat wajah ke atas dan mengerjapkan mata. Hembusan napas beberapa kali ia lakukan, untuk melegakan perasaan sesak dan sedih dalam hatinya.

"Kita harus bergerak cepat. Pengorbanan Viking ini tidak boleh sia-sia," ujar Shaw lirih. Memberikan suratnya pada Wilton, kemudian mengusap air mata yang masih berjatuhan.

Sembari menunggu Wilton selesai membaca, Shaw bergantian menceritakan perjalanannya mencari panasea, hingga kembali lebih cepat dari perkiraan.

"Kau lihat wajahnya? Wajah itu, mirip sekali!"

Suasana yang biasanya tenang nan hening berubah bising malam ini. Beberapa kali api lilin merah di tengah berayun karena hentakan tangan ke meja.

"Tapi, ini tidak mun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status