Share

Bab 14.3 | Sang Pewaris

Tiba-tiba terdengar tawa dari Ihsan. Kemudian tawa itu diikuti dengan tawa yang lainnya. Hanya Doni Hendra Wijaya, Arief, Alisya dan Yuni yang tidak tertawa. Satu hal yang membuat mereka tidak tertawa karena ancaman Faiz ini serius. Terutama Doni, dia tahu putranya orang yang fokus. Dia tahu Faiz sejak kecil seperti apa dan sifat itu tidak berubah. Sifat yang juga ada pada dirinya.

“Kau mau membeli Wijaya Group? Kamu bermimpi? Hahahahahaha,” tawa Ihsan menggelegar.

“Silakan tertawa, tapi aku akan buktikan!” ucap Faiz. Dia kemudian pergi meninggalkan ruangan perjamuan itu.

Suasana masih ramai dengan tawa. Tyas bahkan menganggap hal itu lucu. Memang kalau tidak lucu lalu apa? Bermimpi membeli Wijaya Group? Itu omong kosong belaka, seumur hidup tidak pernah ada orang yang berambisi seperti itu. Mau sampai tujuh turunan pun Faiz tidak akan mampu membeli perusahaan itu.

“Buktikan kepada mereka yang menertawakanmu, Faiz. Aku yakin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status