Malam itu Anjas sangat puas. Informasi dan laporan dari para karyawannya melebihi ekspektasinya selama ini. Tito terbukti bisa diandalkan, Tim yang ia gawangi juga terindikasi sehat dan produktif.Anjas lega. Kini kulkasnya bahkan terisi penuh dengan aneka sayuran dan buah berkualitas tinggi yang berasal dari kebunnya sendiri. Dia bertekad akan mengirimi sang oma sejumlah paprika, karena seingatnya oma Diana paling suka dengan cabai cantik yang tidak pedas itu. Selada segar terbaik juga telah Anjas pilihkan untuk sang oma yang sangat suka makan dengan lalapan berbagai jenis sayuran daun segar.Anjas berencana akan mengantarkannya langsung, ia ada rencana juga membawa sang oma untuk ikut panen. Well, yaa tadinya ia ingin mengajak sang bunda, tapi sayangnya ia tidak tahu dimana keberadaan ibu angkatnya itu. Bunda Mita lenyap begitu saja, padahal sebelumnya telah berjanji akan ikut tinggal di luar mansion dengannya di apartemen. Anjas jadi murung karena tiba-tiba saja ia kangen pa
"Sementara surat pengunduran diriku belum di ACC, Aku tidak akan ngantor Dre. Setidaknya semua pekerjaan telah kuselesaikan dan delegasikan, jadi sudah tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan." Anjas dengan tenang membereskan meja kerjanya. "Menurutmu, bagaimana reaksi om dan kakekmu kalau tahu kamu mengundurkan diri secepat ini? Aku kok gak yakin mereka dengan mudah akan melepaskan kamu.Apa lagi saat kamu pergi, Pak Arya masih di luar kota dan bagaimana bisa kamu delegasikan posisi puncak pada Pak Rudi yang beberapa bulan lagi akan pensiun, kamu sengaja ya ... ingin memberikan kenang-kenangan best moment untuk beliau, sungguh baik hati sekali lo, Bro ... cuma apa gak mikir kalau itu akan jadi beban buat pria tua itu? Kenapa tidak berikan pada Pak Haris atau Bu Dayana saja?Aku gak ngerti jalan pikiranmu, Bro. So out of the box.Perusahaan ini akan sangat kehilangan sosok pemimpin muda brilian sepertimu dan aku pastinya akan sangat kehilangan partner jenius yang ah, ... kenapa
Arya baru saja tiba dari masjid untuk.mendirikan sholat dzuhur berjamaah bersama warga sekitarnya. Wajah sang CEO sontak merah padam. Ponsel dalam genggamannya ia lemparkan begitu saja ke sofa sesaat sebelum ia turut menghempaskan tubuhnya di tempat yang sama."Ada apa, Mas? Kamu marah? Sama siapa?" Delima tergopoh mendatangi suaminya. Wanita yang sedari tadi sibuk menyiapkan makan siang itu duduk di samping sang suami dan meraih lembut jemari yang kerap memanjakan dirinya. "Aku ambilin minum sebentar ya, Yang." Delima bergegas akan berdiri namun Elang justru menarik sang istri masuk ke atas pangkuannya, wanita itu pun serta merta tenggelam di dalam pelukannya. "Just stay! Dont go anywhere." Arya memohon."Ada apa sih, Mas? Kamu kenapa seperti orang linglung begitu?" Delima akhirnya kembali masuk dalam rengkuhan kedua belah tangan suaminya."Barusan Anye menelpon sambil menangis, dia melaporkan Anjas yang telah mengirimkan surat pengunduran dirinya.Anye menduga itu karenanya. Kar
65. Kabur apa Libur?"Pi, Plisss ... minta Mas Anjas kembali ke Bagaskara Group! Anye rela out dari BG atau dilempar ke kantor cabang di Kalimantan atau Papua sekalipun, yang penting Mas Anjas kembali menjabat di Bagaskara Group.Plisss Papi, Anye mohoon." Anye merengek sambil beruraian air mata dalam panggilan video pada sang ayah yang sedang bersiap-siap akan kembali dari liburan dua pekannya bersama sang istri tercinta."Iya, Nye ... kamunya juga tenang dulu. Nanti Papi akan panggil Anjas, lalu bicara empat mata dengannya.Papi akan tanya akar permasalahannya. Kamu jangan insecure dulu, seolah dia memutuskan untuk resign karena kamu.Tidak ada yang menyalahkan kamu, Nye. Toh tidak ada kesalahan fatal yang kamu lakukan selama ini, kamu bahkan menunjukkan beberapa kemajuan bahkan keahlian yang membuat Papi bangga. So, Please Baby... dont you ever blame your self. Kendalikan diri kamu.Papi akan berkendara dalam waktu empat jam, jadi kalau tidak dalam situasi darurat tolong jangan
Lukman yang mengetahui kalau cucu-cucunya minggat lantas segera menghubungi Bram, asisten sekaligus pengawal pribadi yang paling bisa ia andalkan untuk segala sesuatu yang berurusan dengan penyelidikan."Temukan di mana posisi cucu-cucuku berada! Prioritaskan menemukan Anyelir terlebih dahulu karena dia perempuan dan pergi dalam keadaan emosional. Aku khawatir dia gegabah mengambil keputusan!" titah Lukman yang tidak habis pikir dengan ulah cucu-cucunya.Arya yang mendapat informasi dari grup w keluarga hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melanjutkan menyetir kembali pulang ke mansion Bagaskara. Anye yang menyadari keluarganya panik mencari keberadaan dirinya memilih untuk leave grup meski tidak memblokir nomor siapapun. Dia sejatinya hanya ingin memancing Anjas kembali ke kantor dan menenangkan diri sesaat.Anye memilih naik kereta api menuju kota kecil tempat tingg al ibu kandungnya yang memilih menikahi mantan pacar SMAnya daripada bertahan dengan sang papi yang ga
"Maaf! Anye gak mau dijodohin sama Mas Anjas, Anye sudah punya kekasih yang lebih sayang sama Anye daripada Mas Anjas!" '... yang belakangan super sibuk dan lebih cinta pekerjaan daripada sesama manusia,' lanjut Anyelir dalam hati.Wajah Anjas memerah, dia sadar baru saja ditolak mentah-mentah oleh adik sepupu sematawayangnya dengan alasan yang tak ia sangka-sangka.'Anye punya kekasih? Bagaimana aku bisa sampai kecolongan lagi?' rutuknya dalam hati.Anye memang banyak yang naksir. Cewek cantik, royal dan ramah itu memang selalu populer di mana pun ia berada.Tidak seperti cewek tajir yang umumnya songong, Anye justru berkepribadian hangat dan disukai oleh siapa saja yang mengenali sosoknya yang periang dan penyayang."Gak ada laki-laki yang lebih Opa percayai selain Masmu, Nye! Anjas itu selalu ada untuk kamu sejak kalian masih kecil. Semua yang ada di mansion ini menjadi saksi betapa sayangnya dia sama kamu dan Opa yakin demikian pula sebaliknya ... benar begitu 'kan, Nye?" tembak
"... Mas selalu ingin menyentuhmu." "Mas ...?" Anye, speechless. "Ehm eghm ...!" Lukman Bagaskara berdeham, menyadari dirinya bagai nyamuk di antara kedua cucu kesayangannya. "Mungkin sebaiknya kalian bicara dari hati ke hati dulu berdua saja ....""No Opa!" Anjas mencegah kakeknya pergi. "Anjas gak mau berduaan saja sama Anye! Iman ini sangatlah tipis, itu juga alasan kenapa aku memilih untuk tinggal di luar mansion, aku sadar betul dengan kelemahanku ini." Anjas menatap Anye yang tampak salah tingkah. Begitu juga dengan dirinya sendiri."Opa akan tetap memberi ruang pada kalian untuk bicara berdua, pintu itu akan Opa biarkan terbuka. Masa iya kamu berani macem-macemin Anye dalam keadaan pintu terbuka begitu?" Lelaki tua itu memamerkan smirk-nya sembari meninggalkan perpustakaan yang ia jadikan ruang pertemuan dengan kedua cucunya itu.Sepeninggal Lukman, Anjas memfokuskan perhatian pada entitas yang selama ini telah berkali-kali memenangkan hatinya."Nye, beneran kamu sekarang sud
Lukman Bagaskara tak dapat menutupi kekecewaannya saat Anyelir kekeuh mengatakan ia tak dapat memenuhi permintaan opanya karena gadis itu telah menerima lamaran kekasihnya. "Memangnya siapa itu Denis Sukma, bisa-bisanya papimu merestui begitu saja lamaran konyol itu.Kamu itu salah satu ahli waris Lukman Bagaskara, bagaimana bisa dilamar dengan cara seenaknya seperti itu.Si Denis Denis itu bahkan tidak menemui Opa dulu untuk minta izin melamarmu. Tidak!Opa tidak akan memberi restu!" Lukman Bagaskara mengeraskan wajahnya.Ia tidak terima!"Dia putra Haris Sukma--asistenku, PaMereka sudah cukup lama menjalin hubungan, jadi wajar saja kalau pada akhirnya memutuskan untuk menikah.Denis lelaki yang baik, Anyelir pun sudah cukup umur untuk berumah tangga, apa alasanku menolaknya.Alih-alih ribut memaksa Anyelir mau menikah dengan Anjas, mengapa tidak aku saja yang Papa nikahkan dengan Mita--bundanya Anjas?Toh, kami saling mencintai dan sebelum aku khilaf melakukan sesuatu yang sangat