Share

Bayangan Nakal

SETELAH dapat menguasai diri, Tiara kemudian bertanya, "Terus sekarang gimana? Apa yang harus kita lakukan?"

Abdi diam sejenak. Agaknya pemuda itu tengah berpikir-pikir.

"Menurut saya, ini kalau Ibu setuju, akan lebih baik kalau kita kembali ke pondok yang tadi saja. Paling tidak nanti malam Ibu tidak tidur di atas tanah basah seperti ini," jawab Abdi kemudian.

Sambil berkata begitu tangan Abdi menepuk-nepuk permukaan tanah yang basah oleh air hujan. Air bercipratan ke mana-mana akibat tepukan telapak tangan tersebut.

Tiara mengamini pendapat Abdi. Ia sungguh tak dapat membayangkan jika harus berbaring di atas tanah becek penuh guguran daun kering. Bisa-bisa malah tidak tidur semalaman. Tapi, bagaimana cara untuk kembali ke sana?

"Tapi kakiku sakit sekali untuk berjalan," ujar Tiara. Tanpa sadar ia sudah membongkar kebohongannya sendiri.

Abdi tak langsung menanggapi. Sebenarnya pemuda itu juga merasa kurang nyaman dengan ide yang ada d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status