Share

Awal Perubahan

Amira melangkah lebar memasuki gedung Rumah Sakit Harapan tak lama setelah dia mendapat kabar dari kepolisian. Segala urusan yang semula sudah dijadwalkan, tanpa pikir panjang langsung dia tinggalkan demi prioritas para pegawal.

Degub jantungnya yang berdetak tak keruan seiring mengiringi langkahnya yang terseok memasuki lift bersama Al yang tak kalah paniknya. Meski bibir ranum itu terbungkam, tak henti dia berdoa agar polisi tersebut salah mengidentifikasi korban.

Lift berhenti di lantai dua. Bergegas mereka berjalan menuju sebuah ruang mayat yang terletak di ujung koridor.

"Non." Sedikit ragu, Al menyentuh pundak Amira. Perempuan itu menoleh masih dengan kecemasan yang sama. "Tarik napas dulu. Tenangkan pikiran," pintanya.

"Mana bisa, Al," sentak Amira setengah geram.

Al tetap bersikukuh meyakinkan. "InsyaAllah bisa."

Pada akhirnya Amira menurut juga. Di ambang pintu ruang mayat dia berpegangan pada dinding penyangga, lalu menghela napas dalam-dalam.

"Sekarang, ayo kita masuk." A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status