Share

BAB 14

Mataku semakin melebar saat melihat Ibu mengeluarkan sebuah kertas dan memasukkannya ke dalam lemari bajuku. Tunggu, jadi, ini perbuatan Ibu?

"Kenapa Ibu melakukan ini semua? Apa Ibu memang tak menyukai Zahra?" Ingin aku menanyakan ini semua, namun aku takut Ibu merasa tertekan.

Apa yang sebenarnya terjadi, Bu?

"Gani." Terdengar suara Ibu dari luar.

"Ya, Bu?"

"Ayo, kita makan malam. Fikri sudah pulang.",

"Baik, Bu."

Kami pun makan malam bersama. Tak ada keanehan di antara kami. Malah Ibu semakin bahagia kelihatannya.

"Ehem, Bu. Soal kertas yang katanya pelet itu..." Aku sengaja menggantung ucapanku.

"Ke-kenapa, Gan?" tanya Ibu, tanpa memandangku.

"Apa bener, Zahra yang naruh, ya?" tanyaku sambil menatap Ibu. Baru kali ini, aku berani bertanya sambil menatap tajam matanya.

Aku melakukan ini bukan karena ingin menjadi anak durhaka ataupun membela Zahra. Hanya saja, aku tak suka jika Ibu menebar fitnah, bahkan pada orang yang sudah tak bersangkutan denganku.

"Ya kalau bukan Mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status