“Luna!”“Sean!”Panggil mereka secara bersamaan dan itu membuat suasana lebih canggung.“Baiklah kamu dulu.” Luna mengalah.Sean menggeleng, “Tidak, kamu lebih dulu.”“Bukankah kamu yang lebih dulu?” Kali ini Luna tidak mau kalah.“Hmm, ladies first.”Luna mendesah dan ia kembali mengalah, tapi ia justru sangat deg-degan.“Umm, Sean. Kamu ingin aku menepati janjiku bukan? Tapi kenapa kamu akan tetap bertunangan dengan Aura?”Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Luna, dia tiba-tiba sangat lega.“Memangnya kenapa? bukannya aku sudah bilang itu hanya pertunjukan?”“Aku tahu, tapi...”“Kamu tetap cemburu?” Sela Sean cepat.Luna mengangguk malu-malu dan berkata, “Maksudku bukankah aku terlihat menyedihkan? Kamu memintaku kembali dan disisi lain kamu bertunangan dengan perempuan lain.”“Hmm, lalu apa maumu? Luna, jangan bilang kamu tidak ingin kembali padaku.”Luna menggeleng keras.“Aku mau Sean, tapi aku ingin kamu mengurus pertunanganmu dulu sebelum memintaku kembali.”“Tidak,
Sean bangkit dari kursi rodanya.Luna yang masih tertegun dengan perkataan Sean refleks membantunya berdiri dan dia mengomel setelahnya, “Sean, kamu baru saja siuman karena luka di perutmu, bagaimana bisa kamu menjadi sangat keras kepala dan memaksakan berdiri?”Sean tersenyum santai dengan kedua tangannya memegangi lengan Luna sebelum dia memeluknya. Sean sangat mencintai Luna dan dia sangat bahagia begitu tahu Luna masih peduli dan menyelamatkannya kemarin, itu momen yang tidak bisa dia lupakan begitu saja.“Luna, biarlah seperti ini dulu. Aku besok akan menjalani drama pertunanganku dengan Aura dan pulang ke rumah. Itu artinya aku tidak akan bisa melihatmu beberapa hari. Kamu tahu sendiri mamaku seperti apa.”Sean berkata denga suara teredam karena memeluk Luna dengan erat seolah dia tidak rela melepaskan Luna barang sedikitpun.Luna menghela nafas di pelukan Sean, hatinya tiba-tiba dirundung kesedihan luar biasa mengingat Sean besok akan bertunangan dengan Aura. Meski dia mengangg
“Sean Aaron masih hidup, kau mengecewakanku Jack.”Tak peduli status Jack ketua gangster di ibu kota ini, Jeremy sama sekali tidak takut memarahinya.“Tapi anak buahku sudah berhasil membuat Sean Aaron tertusuk dua pisau di perutnya.”“Hanya itu? Dan dia tidak mati. Aku ingin dia mati Jack, harusnya kamu paham.” “Seseorang menyelamatkannya di saat yang tepat.”Jeremy menyipitkan matanya dan bertanya dengan tidak sabar, “Siapa yang berani menyelamatkannya?”“Menurut pengawasanku, seorang perempuan cantik datang menyelamatkannya di saat menit-menit terakhir harusnya dia sudah mati.”“Perempuan cantik? Kirim video pengawasanmu padaku.”“Ya.”Jeremy dengan marah menutup teleponnya dan beberapa detik berikutnya dia menerima pesan video dari Jack.Wajah Luna terpampang dengan jelas di video itu dan ekspresi Jeremy berubah sangat mengerikan.Dia dengan murka mengetik pesan pada Jack.[Target kamu selanjutnya adalah perempuan itu. Culik dia dan bawa dia padaku.][Kali ini a
“Jangan lakukan itu, Sean!” “Kenapa?” Sean sudah memiringkan wajahnya dan dia mencium bibir Luna sekilas. Luna membuang muka ke arah lain dan berkata, “Kamu harus tetap bertunangan dengan Aura.” “Bukannya kamu cemburu, hmm.” Sean terus-terusan menyerang Luna dan kali ini ciumannya lebih dalam, hanya sekian menit karena tersadarkan oleh tangisan Xander yang saat ini tubuhnya sudah dipenuhi tumpahan bedak. Luna segera mendorong dada Sean dan dia beralih ke Xander. “Ya ampun Sayang, kenapa kamu menumpahkannya?” Luna membersihkan tubuh Xander dan menciuminya sambil tersenyum getir. “Maafkan Mommy, ayo pakai baju dulu.” Luna membantu Xander memakai baju dengan telaten meski saat ini Xander menolaknya. Sean yang sambil berpakaian diam-diam melihat adegan itu dan hatinya menjadi hangat. Bersamaan itu dia mengerutuki Jeremy dalam hatinya. “Dasar bodoh! Menyia-nyiakan perempuan sesempurna Luna? Tidak ada laki-laki sebodoh Jeremy Allen.” Selesai membuat Xander lebih rapi dengan baju
“Hey, jangan melamun. Ayo masuk!” Vania merangkul pundak Luna dan mengajaknya masuk. “By the way Lun, aku punya dua tiket jalan-jalan ke Bali. Papa memberikannya padaku minggu lalu. Kamu mau?” “Bali? Itu artinya sudah keluar dari kota Jakarta. Apa jika terjadi sesuatu padaku, kalung ini akan tetap berfungsi?” Luna membatin dalam hati sambil menurunkan pandangannya menuju kalung yang ia pakai sekarang. “Kamu mau tidak?” ulang Vania. Luna refleks menggeleng. Kata Sean yang menusuk perutnya kemarin adalah anak buah Jeremy, sementara dia yang sudah membantu Sean ke rumah sakit sampai sekarang telah sembuh. Itu artinya bukankah Jeremy akan menargetkan dirinya sebagai incarannya sekarang? Jadi Luna harus ekstra hati-hati. Kalaupun dia harus pergi, tidak boleh terlalu jauh dari lokasi Sean saat ini, agar kalung couple mereka tetap terhubung. “Hmm, aku pikir kamu mau. Memangnya kamu tidak bosan?” “Bosan tidak bosan, tapi aku harus bisa menjaga diriku sendiri Van. Jeremy masih ada di
“Aku rasa selama beberapa hari ke depan, kamu jangan menonton TV atau bermain sosial media dulu kalau tidak mau sakit jantung.” Vania kembali mengingatkan saat mereka kembali ke rumahnya. Luna yang saat ini turun dari mobil Vania, memutar bola matanya ke arahnya. “Kamu pikir sejak fans Sean menyerangku, aku berani membuka sosial media?” Vania tertawa dan berkata, “Itu salahmu karena mencintai superstar seperti Sean.” Luna tersenyum getir dan membenarkannya. Dia melangkah masuk ke rumah Vania dan mencari Xander terlebih dahulu sebelum ikut merapikan barang-barangnya bersama Vania. “Aku ajak Xander ya Van.” Vania yang sedang memasukkan barang-barangnya, mengangguk dan tersenyum. “Lagipula kita hanya akan ke hotel milik Papaku, tidak jauh-jauh dari sini.” Luna mengangguk, dia sedikit lega Vania tidak jadi mengajaknya ke Bali. Mereka kemudian berangkat setelah makan siang dan itu tidak luput dari pengawasan Jack. Masih dipercaya oleh Jeremy membuat Jack ingin memberikan hasil pe
Luna memejamkan matanya bersamaan dengan bening hangat yang membasahi pipinya dengan begitu liar.Dia memang keras kepala, Vania sudah memperingatkannya untuk tidak menengok acara TV atau sosial media, tapi Luna masih tetap melakukannya.Luna menonton TV diam-diam di kamar hotelnya.Hatinya hancur bagai ribuan belati menusuknya secara bersamaan, meski ia tahu itu semua hanya pura-pura, tapi tetap saja dia sakit hati melihat kekasihnya semakin tidak ada tempat di mata publik bagi Sean.Itu artinya, jika dia sampai menikah dengan Sean dan ketahuan mereka. Luna seperti menggali kuburannya sendiri.Dalam pemikiran itu, perasaan Luna semakin kacau dan membuatnya menangis begitu lama, hingga tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar hotelnya.Dia pikir itu Vania yang membawa Xander padanya, Luna buru-buru menyeka air matanya dan bergegas membukakan pintu.Tapi hal yang tak terduga terjadi.Jeremy dengan seringai jahatnya menyapa Luna di ambang pintu.“Kita bertemu lagi sweetheart.”Tubuh Lun
Sean tidak mengatakan apapun, dia justru tiba-tiba mencium Aura dengan begitu liar sampai Aura merasa melayang dan bersemangat.“Tentu saja untuk melanjutkan ciumanmu tadi, bukankah kita selalu seperti itu?” Jelas Sean setelah dia mencium Aura dengan begitu panas dalam waktu yang lama.Sean tahu Aura akan linglung sesaat setelah dia menciumnya, jadi Sean menggunakan kesempatan itu untuk pergi setelahnya.Meski tidak mudah bagi Sean pergi dari hotel Wilson, tapi dia tidak pernah kehabisan cara jika sudah menyangkut soal Luna.Sean membayar petugas kebersihan untuk bertukar pakaian dengannya.Ya, hanya dengan memakai pakaian petugas kebersihan dilengkapi topi dan masker, membuat Sean benar-benar bisa pergi dari hotel itu.“Halo Van, kamu bersama Luna?”Sean langsung menghubungi Vania ketika dia berada di taksi.“Iya, kami sedang pergi bersenang-senang di hotel Luxury bersama Xander juga.”Jelas Vania yang belum menyadari kalau Luna dalam bahaya.Dia sedang berada di restaurant bersama b