Mereka membiarkan aku segera naik ke lantai atas dan masuk ke kamar, begitu kami sampai di rumah. Seperti sudah direncanakan bersama sebelumnya, Kenzy pun nggak mencegah pun sama sekali. Well, tentu saja mereka diskusi di belakangku. Okeee, okeee kuakui mereka memang keren. Thumbsup lah, pokoknya. Terutama untuk semua topeng dan kelengkapan kostum yang mereka kenakan. Waaah, pasti harganya menjulang sampai ke langit biru. Sampai-sampai, aku yang polos dan imut-imut ini nggak bisa memindai adanya kebohongan dalam diri mereka. Well, Kenzy juga hebat. Jika terus dibimbing dan diarahkan, aku yakin dia bisa menjadi bandit terhebat sejagat raya.
Klik, klik, klik … Kriiit!
Perlahan-lahan namun pasti, aku membuka pintu kamar dan menut
Dug!Begitulah bunyi detak jantungku ketika tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar. Okeee, itu Papa Snoek. Aku melihat dari layar komputer yang sudah kuhubungkan dengan CCTV. Niat utama sih, untuk mencari rekaman tentang misteri kotak perhiasan, bukan untuk memantau siapa saja di luar sana yang berusaha untuk mengkakses link komunikasi denganku. Hihi. Kadang-kadang aku GR ya? GR kuadrat kali empat ditambah empat.Papa Snoek berdiri dengan senampan roti dan minuman di tangan kanan. Tangan kiri sibuk mengetuk-ngetuk pintu sementara itu wajahnya terlihat pucat dan berkeringat. Demikian Anyelir Nuansa Asmara melaporkan kejadian mengharukan ini dari Sleedorn Tuin 23.
Titanic tadi itu hanya salah satu contoh di antara sekian banyak hal yang Kenzy minta dariku dan juga Papa. Salad buah, pizza bayam sosis jagung manis dan bawang bombay, anggur merah---Papa sampai minta bantuan Om Dirga untuk membelinya---soarma dan yang terbaru ini tadi, makan malam di Indonesian Restaurant. Seolah-olah semua itu belum cukup membuat orang sejagat raya menjadi sibuk dan repot, Kenzy sudah request full body massage untuk besok pagi. Huaaa, padahal kami baru saja sampai di restoran lho, ini. Gawat kuadrat nggak sih, Kenzy?Ya, aku tahu, dia harus dibantu untuk menjauhkan diri dari segala hal yang membahagiakan di dunia hitam kelamnya. Pokoknya, jangan sampai dia teringat dan menginginkan semuanya lagi. Itulah mengapa, kami helpful dua puluh empat jam full, seperti Instalasi Rawat Darurat di rumah sakit untu
Yippee!Hip, hip … Hooray! Hip, hip … Hooray! Oooh, ooohhh, thanks God!Akhirnya, setelah menunggu sekitar satu jam lebih dua puluh lima menit, Miss Emma memanggilku ke ruang kerjanya yang terletak di belakang kasir. Ruangan yang artistik dan menggambarkan bagaimana Miss Emma secara sempurna. Sama dengan setelan kulot pendek dan blus bercorak daun mapel yang masih hijau. Untung corak daunnya kecil-kecil, kalau nggak? Bisa-bisa Miss Emma terlihat seperti pohon berjalan, mengingat warna dasar pakaiannya yang berwarna cokelat pohon. Untung lagi, dia juga memakai setelan kalung dan gelang yang terbuat dari kulit kerang. Jadi bisa sedikit menyamarkan kesan manusia pohon. Hehe.
Thanks, God!Entah bagaimana, tahu-tahu pria paruh baya itu sudah berdiri di sampingku dan bertanya, apakah aku mencari Sophia. Aku diam, mendunduk untuk menyembunyikan air mata. Dengan nada penuh empati, pria itu menanyakan, apakah aku sudah tahu kalau Sophia sudah meninggal. Akhirnya, dengan tetes-tetes air hangat dari pelupuk mata yang mengaliri pipi, aku mengatakan kalau sudah tahu. Dia terlihat lebih empatik dari yang tadi lalu dengan ramah dan hangat mengkonfirmasi tentang pesan mama Sophia yang tertempel di pintu. Katanya, mereka terpaksa pindah flat lagi karena papa Sophia terjerat dalam kasus penipuan. Sekarang dia berada dalam tahanan pihak kepolisian.Ah!
Kenzy terus-menerus membujukku untuk ikut ke dokter gigi, mengiming-imingi dengan makan malam di Amsterdam, mengelilingi dam Amsterdam dengan kapal boat … Kalau aku mau, Kenzy nggak akan mengajak Papa Snoek dan Om Dirga sekeluarga. Cukup kami berdua saja. Maksudnya? Tunggu, tunggu! Ini jebakan Kenzy atau apa? Walaupun sempat kepincut tapi nggak bisa begitu saja mempercayainya. Itu, Elize yang tetangga dekatnya saja---sudah seperti keluarga sendiri---bisa dikerjainya. Ya, yaaahhh, walaupun aku ini isterinya, sih. Nggak mungkin kan, dia memaksa, menyakitiku atau bagaimana?OK! Kalau terpaksanya dia menyentuhku, nggak akan ada yang bisa menyalahkan kami. Ummm, tapi aku masih ragu. Kaitannya dengan masalah kehamilan Elize, maksudku. Apakah benar, Kenzy juga melakukannya---apapun itu alasannya---atau murni sebuah rekayasa? Wel
Ugh!Aku memang bodoh! Bagaimana bisa, malah bergeming seperti patung yang tertanam di lantai, ketika Kenzy dengan keras dan tegasnya menghapus De Commitment secara permanen? Kenapa nggak secuil kecil pun kata terlontar dari bibirku untuk membela? Kenapa nggak seruas jari pun bergerak untuk mempertahankannya? Fixed, I am a stupid Girl! Harusnya aku bersuara, kan? Bergerak, berjuang karena apa jadinya aku jika tanpa De Commitment lagi? Wuaaahhhh, ada De Commitment saja Kenzy bisa ganas, apalagi nggak? Oooh, ooohhh, my God? Apa yang telah kulakukan? Apa yang terjadi?Q & AQ: Serius, Kenzy menghapus De Commitment?
Deeeng, dooong!Aku pasti sudah seperti kepiting rebus sekarang. Bagaimana bisa aku bersikap selemah ini pada Kenzy? Seharusnya, aku bisa mencegahnya untuk sampai di sini, kan? Seharusnya semua ini nggak pernah terjadi, kan? Iya, kan? Oooh, ooohhh, my God! Rasanya seperti ambles ke dalam bumi! Apa, sihir apa yang digunakan Kenzy untuk melemahkanku? Bukan hanya lemah tetapi juga setengah mati. Huaaa, help, help!Kriiit … Glek, klik!Dengan penuh keyakinan dan percaya diri, Kenzy menutup pintu. Menguncinya, sekali. Menyandarkan tubuh, seolah-olah ini kamarnya dan aku mendelik kuadrat, tentu saja. Belum genap dua puluh empat jam
Di sepanjang sisa malam itu, aku nggak bisa tidur. Tentu saja. Nggak sedetik pun mataku terpejam. Bukan hanya karena Kenzy yang pada kenyataannya tidur di kamarku---walaupun di kasur lantai belakang pintu---tapi juga karena pembicaraan terakhir kami sebelumnya. Ngelantur. Kupikir Kenzy sudah ngelantur. Ngawur. Ah! Mungkin sebenarnya dia minum minumannya yang biasa di belakang kami. Siapa tahu, kalau sebenarnya dia sedang mabuk? Mabuk yang tersamarkan oleh kepiawaian bersandiwara. Well, kostum lengkap dengan topengnya kan, nggak ada yang KW. Semuanya original dong, biar terlihat fantastik!Triiing, traaang, traaang, triiing!Perlahan-lahan namun pasti dengan kehati-hatian level super tinggi, aku membuka pengait kelambu dan beringsut