Share

Bab. 38

“Lepas, Mas.”

“Nggak akan,” pak Cipto semakin kecupi jemari itu, ingin rasanya ia kecupi bibir ranum mantan istrinya yang sedang mengamuk itu. Tapi nanti mungkin tamparanlah yang akan didapat.

“Kamu kan udah bahagia sama yang lain Mas, kenapa mesti mengharap balik sama perempuan miskin seperti aku.” Netra itu sudah mengeluarka air matanya.

“Aku bahagianya sama kamu, Mutia, bukan yang lain. Maaf mas pernah mengecewakanmu.”

“Simpan maafmu, Mas. Jangan ganggu aku lagi.”

“Mas mohon kembali sama mas, kita rujuk Sayang, please.” Pak Cipto memohon dengan mendongak menatap wajah berlinang air mata itu.

Dan…

Cup!. Satu kecupan pak Cipto curi di pipi mulus mantan istrinya.

“IH DASAR MESUM KAMU YA, MAS!” Bu Lili sudah berontak, memukul dada mantan suaminya itu dengan bertubi. Pukulan yang diterima pak Cipto dengan senang hati. Sebab kedua tangannya sudah melingkar di pinggang ramping bu Mutia tanpa wanita paruh baya cantik itu sadari.

Adegan yang sungguh romantis sebenarnya. Adegan yang diam-dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status