Bab 60Khayalan.Aku mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan membuangnya perlahan."Tidak, semua itu tidak benar! Siska menantu yang baik. Dia tidak memerintah ibu melakukan pekerjaan apapun. Ibu sendiri dengan sukarela melakukannya!" "Tu … Denger sendiri kan? Ibu lho yang bilang kalau aku itu menantu baik, jangan-jangan Mbak Nanda gak suka lagi dengan aku! Mas Wawan lihat tu istrimu. Memfitnah aku sembarangan, diajari dong, Mas!" Siska terlihat marah dan juga menyalahkan suami Nanda."Gimana sih, Mas Wawan ini? Punya istri kok gitu banget, suka fitnah dan juga ngomong yang tidak-tidak! Dasar kakak ipar gak tau diri!" timpal Adi yang mulai tersulut emosi."Kamu itu gimana sih, Dek? Kalau gak punya bukti dan juga gak tahu jangan asal bicara! Jadinya kan fitnah, tu lihat Siska. Kasihan dia!" Semua orang yang ada di ruangan itu menyudutkan Nanda. Menantu tertuaku, entah mengapa jawaban dari mulut ini malah membuatnya semakin disudutkan. Terlebih suaminya malah ikut memarahinya. Yang b
Bab 61Mertua sadar "Hem," Bibir ini tak mampu berucap.POV authorAda ragu terlihat dari raut wajah Nanda. Dia seakan ingin mengatakan sesuatu hal. Namun diurungkannya."Gak papa, Bu. Hati-hati," ucapannya terhenti begitu saja. Padahal dalam hatinya dia ingin mengatakan hal lain. Bu Darti hanya mengangguk, dia tak banyak bicara setelah percakapan tadi. Mungkin kini dia sedang meratapi nasibnya, mempunyai menantu seperti Siska.Langkahnya masih tertatih dengan memakai tongkat, tergopoh-gopoh berjalan pulang kerumah. Meskipun jarak antara rumah mertua dengan rumah Nanda, hanya berjarak lima meter.Siska dan Adi langsung menuju kamar. Ada rasa marah tersirat diwajah mereka. Mereka nampaknya tak sepaham dengan ibu. Dan juga Adi tak bisa percaya dengan ibunya. Padahal kalau dia bisa lebih dewasa lagi, keadaanya tidak akan serumit ini.Malam sudah semakin larut, mereka akhirnya menyudahi kegiatan hari ini. Menutup mata dan berbaring, mengistirahatkan tubuh sejenak. *******"Mas, Ibu mu
Bab 62Iri dengkiPOV SiskaGegara kakak Ipar memberikan sejumlah uang pada Bapak dan juga ibu, dengan jumlah yang tidak tanggung-tanggung. Membuatku malah seperti nungsep sampe di dasar laut. Cincin yang aku belikan dengan harga yang tidak seberapa di banding uang sejumlah dua puluh juta. Entah dari mana uang tersebut. Sebab Mbak Nanda orangnya pelit minta ampun, setiap hari saja makan hanya berlauk tahu dan juga tempe, makan ayam saja seminggu sekali. Pantes cepet kaya!******Aku sengaja menyampaikan unek-unek ku dengan Mas Adi. Bermaksud agar Mas Adi menegur ibunya maupun kakak iparnya. Selama aku masih lihai bersandiwara didepan suami. Pasti semuanya akan baik-baik saja. Secara Mas Adi terlanjur cinta buta dengan ku. Apapun yang aku katakan pastinya dia percaya saja. Benar bukan perkataan ku? Dia akan mengurus semuanya. Aku dibiarkan banyak istirahat dan juga makan yang banyak .Setelah Mas Adi meninggalkan rumah beserta bapak. Aku kembali ke dapur mencuci piring. Sengaja aku me
Bab 63Siska durhaka"Ini uang buat beli SOP buntut kamu!" Nanda melempar uang dua puluhan ribu berjumlah lima lembar. "Maksud Mbak Nanda apa ya?" Siska terkejut melihat tindakan Kakak iparnya baru saja. Melempar sejumlah uang dihadapannya hingga uang berterbangan tak karuan."Sop buntut kamu, Mbak bayar. Jadi berikan ibu semangkok sop itu dan minta maaf lah padanya! Ini rumahnya, tidak sepantasnya kamu seperti itu." Nanda menatap tajam Siska, kedua netra mereka beradu. Ada kilatan amarah dan juga ketidaksukaan dari kedua menantu itu.Mereka sama-sama dengan pendiriannya."Mbak Nanda bisa sopan gak sih? Masuk kamar langsung nyelonong, melempar uang segala! Jadi orang kaya dadakan jadi gitu deh!" Siska mencoba menguasai keadaan. Meskipun tadi dia juga terlihat agak takut dengan sang kakak ipar."Nyolot ya kamu! Minta maaf sama ibu!" titah Nanda masih sama."Gak, Siska gak mau! Siska gak salah, seharusnya Mbak berterima kasih sama Siska. Karena sudah mau merawat ibu, lagian Mbak Nanda
Bab 64Kedatangan bulekBude Rina dan juga lainnya heran melihatku yang seperti cacing kepanasan.Ada rasa takut, marah dan juga lega. Bercampur aduk menjadi satu didalam dada."Nan, mondar-mandir gak jelas! Kamu kenapa?" tanya Bude Rina yang sedang menggunting kain."Anu- Bude. Saudara Nanda mau dateng!" ucapku sambil memainkan tangan. Tak ku perjelas saudara mana yang akan datang."Siapa, Mbak?" sahut Siska yang selalu kepo dengan urusanku."Nanti juga tahu!" jawabku singkat.Tak berapa lama deru mobil Paj*ro berhenti didepan rumah. Cukup lama si empunya mobil keluar. Entah apa yang mereka lakukan didalam, sebab tak terlihat dari luar.Kami berempat saling melempar pandangan. Aku langsung berjalan keluar menanti sosoknya yang selama ini membuatku geram. Pertama pria yang mengemudi keluar, tak lama diikuti wanita yang ada di sebelahnya. Membanting pintu mobil dengan cukup kuat.Buk …Kupandangi sosoknya dari atas kepala hingga kaki. Mereka berjalan beriringan menghampiriku yang berd
Bab 65Nikah paksaanPOV Bulek Ami"Ibu gak mau tahu ya, Jas. Kamu harus bikin suamimu cinta banget sama kamu. Kamu harus pinter-pinter Muasin dia diatas ranjang!" gertakku pada Jasmin yang mengadu padaku tak kuat dengan pernikahannya."Tapi, Bu. Jasmin sudah tidak tahan lagi, apalagi Jasmin selalu di teror istri ke duanya. Jasmin takut, Bu." keluh Jasmin dengan nada bergetar. Aku sudah tidak menghiraukannya lagi. Meskipun dia satu-satunya anakku. Tapi tak aku perdulikan lagi, sebab uang sudah menyilaukan mataku. Aku tidak akan mau hidup susah seperti dulu.Mas Samsul lelaki yang sekarang menjadi suamiku tidaklah berguna, dia juga hanya memanfaatkan ku kala itu. Kala aku masih memiliki uang banyak. Setelah aku tidak memiliki apa-apa lagi, dia juga hanya diam saja. Tidak bisa di andalkan. Dasar lelaki tidak berguna, menyesal sudah mau dinikahi olehnya."Ibu sudah berjanji akan mengembalikan semua hutang-hutang ibu! Jadi jangan sampai kau bercerai dengan suamimu! Kuras hartanya hingga
Bab 66PenyesalanPOV Ibu Darti (ibu Mertua)Aku duduk termangu di kursi ruang tamu, menonton televisi tapi pikiranku bukan lagi di acara televisi. Pikiranku menerawang jauh memikirkan kelak jika aku jompo nantinya.Suamiku sudah pergi dari tadi pagi, pergi ke pasar sapi bersama putra sulungku Wawan. "Pak, bagaimana nanti jika aku sudah tidak bisa apa-apa lagi?" tanya ku malam itu pada sang suami."Kamu bicara apa tho, Bu? Kalau bicara yang baik-baik saja?" pinta lelaki tua yang hampir separuh abad itu menemaniku."Soal Siska, dia mungkin menantu yang dikirim Allah untuk membalasku! Atas sikap ku dulu pada Nanda!" tuturku sambil mengingat betapa jahatnya aku dahulu."Bu, kalau ibu sadar kalau dulu salah memperlakukan Nanda itu bagus. Ibu segera minta maaf dan jangan mengulanginya lagi, dimulai dari awal lagi." Lelaki itu sejenak menatapku penuh makna."Ibu malu sama Nanda, dia memberi uang pada ibu setiap bulannya! Kemarin juga memberi uang cukup banyak buat beli sapi bapak nantinya
67Menantu songong POV Author Keluarga itu baru saja mengalami keributan kecil. Tapi apakah Pak Ali mampu mendamaikan kembali? Bahwasanya Siska sudah mulai berani memperlihatkan sikap aslinya. Keluarga itu sangat menjunjung pernikahan sekali seumur hidup, meskipun di dalamnya sangat sulit dijalani."Saya ini istrinya, saya berhak atas uang Mas Adi!" jawaban Siska sangat mengejutkan."Dengar itu, Adi. Itu istrimu yang bicara. Apakah kau tidak mempunyai rasa bersalah sedikitpun?" Nanda kembali menyudutkan Adi. Kali ini Adi lah yang paling disalahkan, dia tidak bisa mengatur Siska. "Setidaknya kalau kamu tidak ingin memberi uang kepada Ibu, mending kamu bicarakan baik-baik sama suamimu! Jangan membohonginya. Dan kalau kamu benar mendorong ibu, itu sangat keterlaluan, Sis!" sahut Wawan yang mencoba memberi jalan tengah.Suami Nanda itu terlihat semakin dewasa. Pantas Nanda mempertahankan rumah tangganya hingga detik ini. Dia memang pantas dipertahankan.Adi terlihat kecewa dengan ist