Share

Bab 46. Damai Sementara

Mbak Dila menyunggingkan senyuman dengan kedua tangan dilipat di atas dada. Cara jalannya menunjukkan seperti orang yang tidak punya rasa bersalah, padahal tadi pagi sudah membuat gaduh di rumahku.

"Hai semuanya, apa kabar? Kok Hesti sakit aku nggak dikasih info? Kalian jahat deh, aku kan masih keluarga. Jangan mentang-mentang udah ada Nilam yang kaya raya kalian lupa denganku, nggak ingat ya semua rahasia aku yang pegang," ucap Mbak Dila memang selalu menguji kesabaran. Gaya bahasanya kalau bicara seperti orang ngajak ribut. Kedengarannya juga sangat tidak cocok untuk menjenguk.

"Haduh, ular kenapa bisa melintasi rumah sakit sih? Mbak Dila ke sini lewat gorong-gorong?" ejekku gantian, tawa renyah terdengar dari sudut sebelah Hesti, mamanya Adit turut menertawakan saat mendengar celetukkanku. Namun, Mas Arlan mengedipkan mata saat menyorotku sempurna.

Mbak Dila menghampiriku, lalu berdiri tepat di depanku.

"Kamu nggak usah sok jadi pahlawan, kan tujuan kita sama, menghancurkan kelu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
saya suka jln ceritanya....lanjutt thorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status