Share

Part 54C

Bu Aisyah tidak menyangka kalau aku bisa berkata seperti itu.

"Ka-kamu tidak salah 'kan berkata seperti itu?" tanyanya lirih.

Aku melangkah pergi begitu saja. Padahal niatku mau bicara empat mata dengannya makanya aku membawa beliau kemari. Ternyata itu semua sia-sia dan sudah terlanjur basah.

Aku berkata seperti itu karena sudah sakit hati. Seolah-olah aku ini laksana orang lain yang mau menjerumuskannya jatuh ke dalam jurang nan nista. Ternyata menyesal selalu datang terlambat. Kalau di awal itu namanya pertemuan.

****

Di sudut pojok kamar Ririn menggeliat. Sang arunika sudah menyapa bumi begitu lembut dan mesra. Dia merasa nyaman dengan tidur begitu nyenyak. Sudah lama dirinya tidak merilekskan tubuhnya seperti ini. Biasanya dia tidur di atas jam dua puluh tiga lewat. Kalau kemarin malam lebih cepat dari biasanya dan lebih lama bangun.

"Kamu sudah bangun?" tanya Prasetyo sambil mengulum senyum simpul. "Silakan sarapan terlebih dahulu," imbuhnya kembali.

Ririn meregangkan tubuhnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status