Share

Part 62B

Kali ini Bu Aisyah tidak bisa lagi berkelit. Semua yang dikatakan Wati benar. Otaknya masih saja terus mencari celah untuk mematahkan perkataan Wati.

"Jangan kamu mengira selama ini mentari tetap tersenyum menyapa bumi. Sekali-kali dia akan enggan menampakkan sinarnya." Wati melangkah menghampiri kursi lalu dia duduk dengan elegan. "Oh, ya. Satu lagi perlu kamu ingat, jangan sepele kepada setiap manusia! Jangan mengira air yang tenang tidak berbahaya. Suatu kelak dia akan menerkammu mentah-mentah," imbuhnya sambil mengambil cemilan yang ada di dalam toples.

Bu Aisyah diam seribu bahasa. Bibirnya Kelu seolah beku. Di dalam hati dia mengucap istighfar berkali-kali. Hatinya tetap gelisah mendengar perkataan Wati. Selama ini dia merasa di atas terus, itu sebabnya dirinya merasa angkuh dan bisa melakukan apa saja yang dia mau. Menghalalkan cara demi apa yang dia mau.

"Sekarang ... mengakulah dengan jujur!" perintah Wati. Bu Aisyah heran kenapa Wati bisa nekat dan berani menyuruhnya. Padaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status