Share

21. Pelakor Tua

"Aduh, kaget! Kang Jaya kapan pulang? Saya kenapa gak tahu kalau Kang Jaya balik?" tanyaku terheran.

"Gimana mau lihat, orang Mbak merem! Mana Oma saya?" tanya Kang Jaya sembari mengintip ke dalam kontrakanku.

"Oh, itu, lagi tidur, Kang. Kayaknya baru sepuluh menit."

"Oh, gitu, ya sudah, jangan dibangunin deh. Saya mau beres-beres dulu." Kang Jaya memutar kunci rumahnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Kang?" tanyaku sedikit berseru.

"Boleh kalau mau bantuin nyapu. Biar saya yang ngepel." Aku pun masuk ke dalam rumahnya sambil mengucapkan salam. Ada yang beda di kontrakan Kang Jaya karena bentukan dalamnya berbeda denganku. Ruangannya ada yang berpintu meskipun sepertinya tidak besar.

"Kang, kenapa masih siang udah pulang?" tanyaku sambil menutup hidung. Kang Jaya memutar bola matanya.

"Pasti gak tahan bau saya ya? Ck, namanya juga habis dari luar, Mbak. Keliling ngiderin daster ke ibu-ibu, panasan di bawah sinar matahari. Makanya selain kulit saya, bau saya juga eksotis. Nih, sapunya d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status