Share

Bab 48 Maafkan Abang, Yun!

"Bang Arman?" Aku tercengang menatap sosok yang ada di hadapanku.

Bang Arman berjalan mendekatiku. "Yun!" Ia menyebut namaku dan berusaha tersenyum.

Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis yang dipaksakan.

"Dari mana Abang tahu aku ada di sini?" tanyaku ketus.

"Dari Rindi," jawab bang Arman. Mataku mendelik. Rindi melanggar janjinya padaku. "Kamu jangan memarahi Rindi, Yun. Abang hanya mendengar pembicaraannya, jika ia membawa bekal lontong dari warungmu."

Aku diam. Aku memang tidak pantas marah pada Rindi. Rindi sangat berjasa padaku.

"Untuk apa Abang ke sini?" tanyaku dingin. Aku masih mengingat betapa wajahnya angkuh saat terakhir kali aku melihatnya.

"Maafkan Abang, Yun!" pintanya dengan wajah menunduk.

Aku terperangah. Sosok angkuh ini ternyata bisa juga meminta maaf. Tapi aku tidak semudah itu terperdaya lagi olehnya. Dia sering kali menyakitiku dan menganggap semua ucapan aku tidak penting. Aku tidak menginginkan suami seperti itu. Lebih baik aku hidup sendiri dari pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status