Share

Part 109. Dipikir Menciut Gegara Ancaman

"Saya pamit!" Bram bangkit dari duduknya karena menurutnya Dara terlalu lama menimbang untuk mengambil keputusan. Dan, Bram tidak suka hal itu.

"Oke ... oke ... saya deal."

"Daritadi kek. Saya terima modalnya paling lama pukul delapan malam. Kita ketemu di sini lagi. Jangan sampai bermain dengan saya jika sudah menentukan kesepakatan," ancam Bram yang akhirnya meninggalkan restoran.

Selepas menemui Dar,a, Bram langsung bertolak ke rumah sakit. Tadi, dalam perjalanan menuju kafe, tempat janjian dengan Dara. Bram mendapat kabar dari Wati jika Laura masuk rumah sakit. Itupun karena Wati membaca pesan dari Luara.

"Sorry, Lau. Aku semalam kecopetan pas mau pulang, ini lukanya berdarah lagi," ucap Bram beralasan. Sandiwaranya semakin lengkap dengan perban di luka kecelakaan, tetesan betadin yang banya cukup memperkuat skenarionya.

"Iya, Mas. Nggak apa.. Kamu datang aja aku udah seneng. Minta nomor hape kamu biar aku gampang hubunginnya, lewat mama lama."

Tanpa protes Bram pun memberika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dwi Nella Mustika
Reader's ... maaf, ke upload. Besok editan tambahan katanya baru bisa di update ya. Nunggu di acc editor dulu. Maaf ya, nggak sadar kepencet publikasi. Aku lagi menahan nyeri, jadinya agak kurang fokus. Sekali lagi maaf ya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status