Share

Part 19. Tidak Segampang Itu!

Selepas kepergian Arjuna, wajah memelas Bram berubah menjadi sorot kebencian. Ia kembali membatin. "Jangan harap Kau merasa menang karena telah mengancamku, Arjuna."

"Selagi saya masih hidup, jangan harap kemenangan bisa Kau genggam," gumamnya lagi. Kedua tangan Bram tampak mengepal kuat, hingga uratnya tampak mencolok.

Bram menatap ke sekeliling. Beberapa karyawan yang satu lantai dengannya berusaha bersikap biasa-biasa saja, meski mereka tahu apa yang terjadi.

Ketika ingin membuka pintu ruangan dia menatap Shintia dengan tajam, ada luapan emosi dari sorot matanya. Shintia mau tidak mau harus menyapa atasannya ini dikarenakan meja kerjanya persis dekat pintu masuk ruang kerja Bram. "Siang, Pak."

"Temui saya di dalam!" titah Bram.

Tak lama Bram masuk ruangan, Shintia pun menyusul kemudian, tak lupa juga dia membawa beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh atasannya itu.

"Kamu bisa nggak becus sedikit kerjanya, kenapa nggak kasih tahu saya? Apa kamu sengaja bikin malu saya depan
Dwi Nella Mustika

Takut miskin lagi nih si Bram .........

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Aisattamimi
sukurin bram
goodnovel comment avatar
Indiyahmani
sukurin Bram kamu dipecat rasain
goodnovel comment avatar
Milla Kurmilah
ceritanya bgus ...d tunggu bab selanjutya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status