Share

115. Terlalu

Aku hanya diam saja mendengarkan semua pendapat Yahya hingga kudengar napas kasar. Setelah puas mengungkap semua pendapatnya, Suamiku langsung masuk kamar untuk menyimpan uang hasil penjualan. Aku masih diam menunggu upahku hari ini. Dan benar, setelah beberapa menit dia keluar lagi dengan membawa dua lembar uang kertas beda warna.

"Ini upah buat jajan Umi. Semangat lagi ya kerjanya, biar bisa bangun kamar atas buat kedua anak laki kita!"

"Doa kan saja agar tubuhku selalu sehat untuk penuhi inginmu meski tanpa bantuanmu, Bi!" pintaku tulus.

"Apa maksud dari perkataanmu itu, Umi?" hentak Yahya.

Aku yang tadinya akan beranjak dari dudukku dan sudah berdiri, seketika berdiri mematung. Entah sejak kapan priaku itu mulai sering meninggikan suaranya. Malam ini dia terlihat begitu emosi. Aku sendiri sampai bergidik.

"Bukankah apa yang aku ucapakan benar adanya, Bi? Salahkan aku jika minta doa dan ridho suami?" tanyaku.

Yahya, lelakiku itu kembali diam. Namun, tatapan matanya semakin tajam h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
benar"arini bkn gemes saja....istri apa babu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status