Share

42. Ikut Bantu.

Sinar mentari mulai menyengat kulit padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Hari ini Topan Ijin tidak masuk kerja karena badanya terasa sakit. Aku yang sedari pagi sudah wara-wiri untuk melakukan proses perebusan merasa lelah. Untuk sesaat kuistirahatkan badanku dengan duduk di badukan, bangku yang terbuat dari semen menempel pada dinding.

"Zahra sekolah hari ini diantar siapa, Umi? Kak Topan tidak masukkah?" tanya Zahra sambil berjalan menuji ke warung, lalu dia duduk di sampingku sambil memakai sepatu.

"Sebentar ya, Sayang. Umi mau tanya abah kamu dulu," jawabku.

"Iih, abah mah apa mau antar aku sekolah!" decih Zahra.

Aku tersenyum mendengar keluhan putriku. Namun, selang beberapa menit suamiku terlihat keluar dengan pakaian layak dan menstater montor buntutku. Dengan senyum dia pun mulai melajukan perlahan lalu berhenti di depan Zahra.

"Yuukk, biar abah yang antar!" ucap Yahya.

Zahra pun menatapku seakan dia meminta ijin atas kepergiannya ke sekolah. Suamiku melihat Zahra s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status