Share

Rasa Penasaran Eiliyah

Penasaran memang wajar, tapi harus siap dengan konsekuensinya.

Jangan dicari kalau mereka memang tak ingin dicari.

* * *

Setiap hari aku memperhatikannya, pura-pura tak peduli tapi semesta memberi tanda. Salah satunya adalah si gagak, entah dia kenalan ku yang dulu atau bukan. Lagi-lagi mata hitam legamnya mengamatiku di pohon belakang, samping ruang kantor guru.

"Kau datang lagi. Apa kali ini, hanya peringatan atau kabar kematian?" Aku menemuinya dan berbicara, walau entahlah apa dia mengerti atau tidak. Hanya intuisi saja yang bermain sekarang, aku sedikit enggan sebenarnya berada di halaman belakang ini.

"Lagi-lagi kau datang menemui si jelek ini?" Dia mahluk yang berdiam di pohon asem ini, wanita bergaun putih.

"Setidaknya dia mandi, kau sendiri kenapa tak pergi mandi sana."

"Hihihi! Mau ikut?" Dia tertawa mengajak, wajah pucat dengan rambut kusut.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status