Hari ini Bayu sengaja tidak berangkat bekerja untuk menemui Arin bersama dengan Agam. Agam tidak tahu persis di mana lokasi rumahnya tetapi Agam ingat jika rumah Arin tidak jauh dari perumahan miliknya hanya berbeda blok saja."Agam yakin ini rumah Ibu?""Yakin, Yah. Bukan rumah Ibu sih, tapi rumah majikan Ibu. Kita turun sekarang?" Kedatangan Bayu kali ini sungguh sangat tepat waktu karena Kaisar dan Kenzie sedang berada di Baturaden untuk menemui simbok dan Kanjeng Mami.Bayu melihat gerbang rumah itu terbuka dan juga melihat Arin yang hendak masuk ke dalam mobil. Ternyata betul apa yang dikatakan ibu dan Susi, Arin sudah bisa menggunakan mobil ia terlihat menaiki bagian kemudi itu artinya dia yang akan menjadi supir mobil itu.Bayu bergegas turun agar tidak sampai Arin pergi. Bayu menggendong Agam dan memanggil Arin yang sudah membuka pintu mobilnya."Ibu." Arin menengok ke arah sumber suara dan ia melihat Agam bersama dengan Bayu."Agam?!""Rin, Mas sengaja datang ke rumahmu pag
"Pekerjaan aman?" tanya Kaisar lewat pesan yang dikirim pada Arin."Aman, Tuan Mas Bos," jawab Arin sesingkatnya. Dia sedang sangat sibuk dan tidak sempat membalas pesan dari siapapun. Namun, sekilas melirik ada nama Kaisar yang masuk di layar depan ponselnya dan segera Arin membukanya siapa tahu itu penting.Jam menunjukkan pukul 11.30 tapi pekerjaan di percetakan belum juga selesai. "Mbak bos, istirahat dulu. Sebentar lagi jam makan siang," Panggil Melly."Kamu belikan aku nasi padang saja. Selepas ini selesai, saya makan.""Baik mbak, Bos."Arin masih berkutat di layar monitor lalu mengeprint hasilnya dan diberikan kepada Anwar untuk dicetak."War, cetak ini sekarang juga, saya hendak pergi ke kafe sekarang. Pastikan nanti jam tiga semuanya sudah selesai karena kemungkinan saya akan ke sini lagi sore. Kamu kabari kalau pelanggan itu datang lebih awal ya," ucap Arin."Baik, Bu."Arin bergegas mengambil kunci mobil dan mengemudikannya menuju kafe milik Kenzie. Ia lupa jika tadi Mel
Arin kembali ke mobil dan melaju untuk pulang. Sampai di depan rumah Kaisar. Narsih yang sudah mengetahui anaknya pulang langsung membuka gerbang. Senyum Narsih menyambut kepulangan Arin selepas bekerja membuat lelah yang tadi mendera sedikit berkurang karena wajah bahagia sang Ibu."Malam banget, Rin. Ibu sudah panaskan air. Kamu langsung mandi, setelah itu makan. Kamu pasti lelah banget," ucap Narsih."Iya, Arin lelah banget hari ini. Rasanya badan mau copot tulangnya, perlu tukang urut besok pagi ini. Coba ada Mbok Jum ya, Bu. Bisa pijat enak satu jam sambil bergurau ria.""Mbok Jum kan jauh, Rin. Masa harus ke Sawangan dulu, nanti biar Ibu yang pijitin kamu sehabis makan.""Nggak ah, Ibu nggak boleh capek ngurusin Arin. Mungkin nanti langsung tidur, pasti pas bangun udah enakan," jawab Arin sambil berlalu setelah mencium pipi Ibunya.Arin begitu menyayangi ibunya hingga ia tak ingin beliau kelelahan. Sesibuk apapun Arin, dia tak akan pernah membiarkan ibunya kepikiran dengan kesib
Tiga hari sebelum persidangan, Bayu datang kembali ke rumah Kaisar. Sekarang justru ia kembali mengajak Agam dan Ibu untuk membujuk Arin kembali ke rumah.Bel dipencet oleh Bayu berulangkali tanpa henti sehingga membuat Narsih dan Arin yang berada di dalam segera berhamburan keluar."Mas?! Ngapain sepagi ini datang ke rumah majikan Arin?" tanya Arin sedikit mengeras. " Kamu tidak kasihan sama kita sudah jauh-jauh datang ke sini malah kamu sambut dengan begitu kasarnya. Lihat Agam sampai takut begitu?" ucap Reni dengan nada memelas.Arin membuka pintu gerbang sedikit unntuk membiarkan Agam untuk masuk. Saat Reni dan Bayu hendak masuk, Arin segera menutupnya. "Kalau kalian mau berkunjung, nanti saja kalau Arin sudah tinggal di rumah sendiri. Ini rumah majikan Arin, jadi Arin tidak bisa mengizinkan semua orang masuk kecuali Agam. Dia anak kecil dan harus membutuhkan banyak pengawasan dan perhatian, bukan digunakan untuk menjadi pengawas dan mencari perhatian."Reni dan Bayu tampak emos
Dahi Kaisar berkerut, pantas Arin tak betah tinggal dengan suami dan mertua seperti ini. Cara bicaranya sungguh sangat tidak sopan dan menyebalkan."Silahkan, maka saya akan tuntut balik karena kamu juga melakukan hal itu pada Arin. Tanpa bicara juga saya tahu mana orang baik dan mana orang jahat. Jika kalian ke sini untuk membuat keributan dengan saya, tak akan saya mengizinkan anda berkunjung kembali ke rumah saya. Saya menyerahkan keputusan sepenuhnya pada Arin, kalian tidak bisa memaksanya kembali jika dia tak mau. Silahkan keluar dari rumah saya jika sudah tak ada kepentingan," ucap Kaisar tegas.Kaisar masuk ke dalam untuk meminta Arin membawa Agam menemui ayahnya. "Mas sudah mengingatkan mereka, semua keputusan ada di tanganmu."" Terima kasih, Mas. Apa mereka sudah pergi?" Suara Bayu terdengar, Sepertinya ia memaksa masuk ke rumah dengan memanggil nama Agam untuk segera pulang.""Agam, pulang, Nak!" Agam yang sedang bermain dengan Kenzie dan Narsih di ruang depan televisi
Hari ini sidang akan digelar. Arin berharap ini adalah sidang terakhir yang akan menentukan statusnya berpisah dengan Bayu. Arin sudah merasa lelah mengurus semuanya yang terasa lama baginya.Arin melihat Bayu yang baru datang dan dia membawa dua orang saksi sebagai penguat persidangan kali ini. Tapi wajah Bayu berubah pias ketika mendapati Pak RT dan beberapa warga Sawangan yang hadir di persidangan.Hari ini Bayu datang tepat waktu dan mereka tidak harus menunggu waktu lama untuk memulai sidang perceraian Arin dan Bayu.Sidang dibuka dan pembacaan pra acara sidang dimulai. Arin harap-harap cemas begitu juga kan Bayu. Pengacara dari masing-masing pihak saling beradu argumen dan saksi saling menguatkan dugaan masing-masing.Di detik-detik terakhir, saksi dari Arin ikut membantu mempermudah jalannya persidangan sehingga akhirnya Jaksa menentukan jika gugatan Arin diterima untuk berpisah dengan Bayu.Pembagian harta gono gini juga menjadi agenda wajib hari ini. Beruntung perumahan yang
Bayu meninggalkan tempat persidangan dengan emosi yang menggelora. Niat hati ingin kembali justru ia malah mendapatkan banyak kekalahan di sana membuat dia sangat malu dan harga dirinya terhina.Bayu memilih pergi ke suatu tempat yang bisa membuat otak nya sedikit refresh. Sebuah tempat karaoke dengan suguhan para wanita cantik yang bisa menghiburnya akan sedikit membuang rasa benci terhadap kekalahan ini.Di sana dan di malam ini ia akan menghabiskan waktu bersama para wanita dan minuman beralkohol. Iya tak peduli lagi dengan Susi yang berada di rumah dan menunggunya pulang, bahkan Bayu sudah tidak mengingat Agam lagi karena di otaknya sekarang adalah kebencian terhadap keputusan sidang tadi.Jam 2 dini hari, Bayu baru pulang ke rumah. Susi yang sudah tidur terbangun kala tahu mobil Bayu pulang dan ia segera menyambut dengan wajah kesalnya."Persidangan apa yang kamu lakukan hingga sampai pagi kamu baru pulang , Mas?" sentak Susi membuat Bayu bertambah marah karena ia sedang terpenga
Jam lima sore, suara salam dari luar rumah terdengar. Rombongan keluarga Pakde Supri datang. Terlihat Sekar dan juga Faisal juga turut ikut."Loh, Bang Fai ikut juga." Narsih menyambut Kedatangan para keluarga kakak iparnya." Iya Bulik, pas kebetulan lagi nengokin Papi sama Mami di Lomanis. Bulik apa kabar?" tanya Fai."Alhamdulillah, ayo masuk dulu. Kita ngobrol di dalam," ajak Narsih."Kalian mau minum apa? Kopi atau teh?" tanya Arin."Jus ada?" tanya Fai."Kebiasaan kamu, Fai, kalau bertamu suka minta yang aneh-aneh. Itu yang ditawarin teh sama kopi, kamu kok malah mintanya jus," protes Ratmi, istri Pakde Supri."Ya kali aja ada, Mam," ucap Faizal cengengesan."Udah selamatan nempati rumah, Nar?" tanya Ratmi."Sudah, Mbak. Pas baru bikin, ini rumah langsung ditempati para karyawan bosnya Arin. Sebelah sana, dijadikan gudang katanya," jawab Narsih."Gudang apa?" tanya Supri sambil menyesap serutunya. Arin kembali dari belakang membawa minuman dan beberapa cemilan."Monggo, Pakde,