Share

siap

Arin kembali ke mobil dan melaju untuk pulang. Sampai di depan rumah Kaisar. Narsih yang sudah mengetahui anaknya pulang langsung membuka gerbang. Senyum Narsih menyambut kepulangan Arin selepas bekerja membuat lelah yang tadi mendera sedikit berkurang karena wajah bahagia sang Ibu.

"Malam banget, Rin. Ibu sudah panaskan air. Kamu langsung mandi, setelah itu makan. Kamu pasti lelah banget," ucap Narsih.

"Iya, Arin lelah banget hari ini. Rasanya badan mau copot tulangnya, perlu tukang urut besok pagi ini. Coba ada Mbok Jum ya, Bu. Bisa pijat enak satu jam sambil bergurau ria."

"Mbok Jum kan jauh, Rin. Masa harus ke Sawangan dulu, nanti biar Ibu yang pijitin kamu sehabis makan."

"Nggak ah, Ibu nggak boleh capek ngurusin Arin. Mungkin nanti langsung tidur, pasti pas bangun udah enakan," jawab Arin sambil berlalu setelah mencium pipi Ibunya.

Arin begitu menyayangi ibunya hingga ia tak ingin beliau kelelahan. Sesibuk apapun Arin, dia tak akan pernah membiarkan ibunya kepikiran dengan kesib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status