"Kusut amat itu muka, kenapa?" tanya Ucup pada Bayu yang baru saja datang ke rumahnya. Bayu sengaja pergi tadi pagi meninggalkan Agam dengan Susi berdua di rumah. "Biasa bini muda berulah, pusing kepala gue pikirin si Susi. Mana dia kalau minta apa-apa ngancem bakal jual rumah itu," keluh Bayu pada Ucup."Gimana ceritanya bisa begitu? Bukannya bini lo itu si Arin kenapa sekarang jadi Susi?" tanya Ucup bingung."Gue sama Arin sudah pisah sekitar seminggu yang lalu dan yang jadi bini gue sekarang si Susi. Tapi ya itu dia beda sekali dengan Arin, dia lebih merepotkan dari yang aku pikirkan.""Kok?"Bayu tampak menghembuskan nafasnya berat, memikirkan beberapa hari ini Susi terlihat sangat menyebalkan dengan tingkahnya yang suka memerintah seenaknya. "Maka dari ini gue pusing. Lo tahu nggak caranya biar Arin bisa jatuh cinta sama gue lagi?" tanya Bayu pada sahabat lamanya ini. Ucup menggeser tubuh Bayu yang duduk di jok motornya."Mau tanya saran gue gimana?" ucap Ucup menyeringai. Ucup
"Buka!"Brak! Brak! Bayu menggedor pagar rumah milik Kaisar. Kenzi yang baru saja masuk ke rumah setelah pulang dari kafe, kaget."Rin! Agam!" Bayu terus berteriak memanggil nama Arin dan Agam membuat Kenzi langsung bergegas keluar untuk menemui Bayu."Kalau bertamu yang sopan! Lu siapa berani teriak-teriak di depan rumah gue?" tanya Kenzie geram."Suruh Arin keluar bawa anak gue! Enak aja dia main bawa-bawa anak orang, Dia pikir dia siapa? Cepat suruh Arin keluar atau aku akan memaksa masuk kedalam," gertak Bayu."Arin? Sepertinya lu salah alamat, Arin sudah tidak tinggal di sini lagi," ucap Kenzi."Jangan berdusta didepanku, cepat katakan pada Arin suruh bawa Agam ke sini!" Bayu masih saja tidak percaya jika Arin tidak berada di rumah ini, membuat Kenzi bertambah kesal dan membuka pagar untuk mengajak duel dengan Bayu."Heh, kamu laki-laki hidung belang! Sudah tidak usah menutup-nutupi keberadaan Arin, Rumah Sakit mengatakan kalau Agam dibawa oleh Alin pulang dan kalian jangan c
Bayu sampai rumah dan langsung mencari ponselnya untuk menelpon seseorang. Dia mencari nomor kontak sahabat Susi yang dia minta investasi.Sialnya nomer itu sudah tak aktif lagi membuat Bayu frustasi. Berulang kali ia mencoba menghubungi nomernya tapi tetap sama. Bayu memghubungi nomor Susi tapi juga tak aktiv."Bagaimana, Bay? Apakah bisa dihubungi," tanya Reni saat melihat wajah kesal Bayu."Nomor Susi dan temennya tidak aktif, sepertinya mereka bersekongkol untuk menipu kita. Apa yang harus kamu lakukan, Bu? Bagaimana nanti jika Umi menanyakan rumah peninggalan ibunya Agam?" tanya Bayu gelisah."Kita Jelaskan saja apa adanya kalau rumah itu sudah rusak dan harus banyak perbaikan, daripada diperbaiki lebih baik beli yang baru." Bayu duduk di sofa dan memijat keningnya yang pusing akibat memikirkan kejadian hari ini. Bagaimana lagi ia harus mencari perlindungan, jika sudah dihadapkan dalam posisi yang sulit seperti ini. Tidak mungkin Bayu meminta ibunya untuk menjual rumah ayah dem
"Sebenarnya Arin tidak jadi ke Bandung. Semuanya menjadi rumit, Arin tidak bisa menceritakan detailnya sekarang," ucap Arin."Baiklah, jadi sekarang kamu di rumah?""Iya kami semua ada di rumah, ada Umi dan Abah juga datang dari Bandung. Besok niatnya kami akan memusyawarahkan permasalahan ini bersama dengan Pakde," ucap Arin."Apa ada masalah besar yang terjadi hingga semua keluarga berkumpul?""Iya, Agam mengalami penganiayaan oleh Susi, istri baru Bayu. Beruntung kami datang tepat waktu sehingga dapat menolong Agam dan melarikannya ke rumah sakit. "Memang waktu itu Bayu kemana?" tanya Kaisar heran."Itu yang membuat Arin tak habis pikir, kenapa Mas Bayu meninggalkan Agam bersama Susi di rumah. Bahkan nomor ponselnya tidak bisa dihubungi sama sekali sejak pagi hingga sekarang," ucap Arin."Baiklah. Semoga urusan kalian cepat selesai, besok Mas ke situ ya?""Untuk apa?"" Mas mau cek gudang. Ada beberapa barang yang diperlukan sekalian menyambut keluarga dari Bandung, siapa tahu kam
"Kita mana ada waktu buat bikin kayak gitu. Keseharian kita itu kerja, makan, tidur, kerja lagi. Mungkin lain kali Mas harus agendakan untuk liburan dan bikin konten seru, biar bisa jadi youtuber.""Aamiin, Kalau Mas jadi artis kamu jadi manajernya ya?" ucap Kaisar." Ogah, nanti Arin di buru para fans Mas. Eh, nggak kerasa kita ngobrol sudah lama. Arin sudahi dulu ya, mau ajak Agam tidur. Tadi dia lagi ngobrol sama oma nya di depan," pamit Arin."Baiklah, selamat malam. Wassalamualaikum."Kaisar memutuskan panggilan setelah mengucapkan salam kepada Arin. Ia kembali ke kamar setelah menelpon Arin di balkon rumahnya. Kaisar melihat Kenzi yang sudah tertidur setelah ia bersihkan lukanya tadi dengan alkohol dan meminum obat. Ia merasa iba dengan Kenzie yang menjadi sasaran amukan Bayu padahal dirinya tidak tahu menahu mengenai permasalahan yang terjadi pada Bayu itu. Beruntung ia segera datang dan dapat mengatasi semuanya.***Kaisar terbangun karena mendapati Kenzi tampak gelisah dan ti
"Bagaimana keadaan Kak Kenzi, Mas?" tanya Arin lewat sambungan teleponnya pagi ini."Agak menurun, tapi Mas masih cemas. Mungkin nanti akan Mas bawa ke rumah sakit. Takut ada hal lain yang terjadi padanya," ucap Kaisar lirih.Semalam ia begadang mengompres Kenzi, walau suhu tubuhnya menurun tetapi mukanya begitu pucat sehingga Kaisar khawatir. Ponsel Kaisar kembali berdering, kini nomor Kanjeng Mami memanggilnya."Assalamualaikum, Mi. Ada apa telepon pagi-pagi?" tanya Kaisar."Waalaikumsalam, Kai. Perasaan Mami tak enak, tadi pas tidur habis mendapatkan mimpi buruk. Apa kalian baik-baik saja di sana?" tanya Mami dengan nada yang begitu cemas."Baik, Mi. Jangan khawatirkan kami," ucap Kaisar sengaja tidak ingin menambah beban pikiran sang ibu."Syukurlah kalau tak apa. Kenzi masih tidur? Bangunkan dia surun shalat, Kai.""Iya, Kanjeng Mami.""Makan teratur.""Iya, Kanjeng Mami.""Kamu jangan terlalu keras bekerja. Cari calon istri, biar Mami tambah tenang melepaskan kalian semua di san
"Baiklah, 085876 …""Eh, bentar-benar. Aku ambil ponselnya dulu. Ponsel apple miliknya ia keluarkan dan memencet nomor yang Kaisar sebutkan."Cek wa coba, aku dah pink." "Oh, hp saya di kamar adik saya, nanti saya callback.""Oke, makasih Mas Kaisar. Semoga kita berjodoh ...eh, bertemu lagi maksudnya. Bye," ucap Susi melambaikan tangan saat lihat Kaisar sudah menjauh.Sebenarnya tadi ponselnya ia bawa. Ia hanya tak ingin Susi tahu, jika ia juga memiliki ponsel yang harganya tiga kali lebih mahal dari miliknya."Ken, sudah bangun?" tanya Kaisar saat sudah kembali ke ruang inap Kenzi."Sudah, Kak. Kakak dari mana?" Jika sedang lemah begini, Kaisar merasa Kenzi adalah adik kecilnya yang dulu. Yang sering menangis dan merengek karena menginginkan sesuatu dan dilarang oleh Kanjeng Mami. Kaisar adalah orang pertama yang akan didatangi Kenzi untuk dimintai tolong."Kakak dari depan beli bubur buat kamu, makan dulu ya? Setelah ini, minum obatnya. Masih sakit kepalanya?""Sedikit, sini biar K
Susana di pagi hari ini sangat cerah. Langit yang mulai nampak terang menandakan penghuni bumi harus bersiap beraktivitas. Arin yang sudah selesai memandikan Agam, memintanya ke depan bersama sang nenek dan kakeknya.Arin bangun jam empat subuh tadi. Selepas sholat Subuh ia memasak dan juga membereskan rumah. Ia ingin penghuni rumah merasakan kenyamanan ketika menginap, jadi sebelum mereka membuka mata semuanya harus sudah bersih dan tersedia."Loh, sudah masak toh, Rin?" tanya Umi."Sampun, Umi. Umi mau makan sekarang?" tanya Arin."Enggak, Umi hanya mau membantu masak tadinya, eh dah siap duluan. Kamu memang cekatan, Rin.""Habisnya Arin ingin kalian nyaman, sebentar lagi Pakde datang, karyawan gudang datang, pasti semua akan sibuk. Jadi, Arin harus menyelesaikan pekerjaan rumah lebih awal.""Bagus, anak rajin. Makananya rezekinya ngalir kaya air, ya sudah kalau gitu Umi mau bikinin Abah kopi hitam.""Sini biar Arin ambilkan," sahut Arin."Nggak usah, Umi bisa. Kamu bawa pisang gore