Share

baik baik

"Mampir ke rumah Bude aja ya, Bu. Kita harus sekalian bicarakan kepindahan Ibu pada mereka, siapa tahu mereka keberatan dan ada usulan lain," ucap Arin.

"Begitu tak apa, memang ini angkutan umumnya lewat Lomanis?"

"Lewat, makannya Arin ingin ke sana karena sejalan."

Setelah dari pesantren, Arin langsung ke rumah Pakde Supri. Bagaimanapun, mereka adalah keluarga besar ayahnya.

"Assalamualaikum." Arin dan Narsih mengucap salam ketika memasuki pelataran rumah Pakde Supri.

"Waalaikumsalam, Bulik. Wah, ada tamu jauh. Tumben banget kesini bareng, Rin, Bulik?" sapa Sekar.

"Hanya mampir, tadi habis nengokin Rina di pesantren. Ayah Ibumu ada?" tanya Narsih.

"Nggak, Bulik. Jam segini mereka masih kerja, sore nanti pulangnya. Masuk dulu, Bu Lik, Arin. Biar Sekar buatkan minum sekalian kalian beristirahat." Arin dan Narsih duduk di kursi tamu, menikmati suasana kota yang masih sedikit ramai.

Rumah Pakde Supri bukanlah perumahan, tetapi lingkungan di sekelilingnya merupakan perumahan elit. Laha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eky Yudie
semangat untuk sukses arin ..., ayo dikebut thor ceritanya heheee, semoga kak author sehat selalu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status