Share

iseng

Rasa hati sudah berkabut, pikiran jernih sedang tak berkenan hadir saat tadi Arin bertemu Bayu. Narin teringat akan tatapan sendu Agam, memintanya dengan sangat untuk membawa dirinya bersamanya. Ah, jika itu semudah yang dibayangkan, pasti itu sudah Arin lakukan.

"Rin, besok kamu kerja 'kan? Titip belika bumbu dapur sekalian kalau ke pasar, Ibu sedang malas ke warung," ucap Narsih.

"Kenapa, Bu? Tumben sekali malas ke warung," tanya Arin heran.

"Semua tetangga suka tanya yang aneh-aneh, Ibu risih dengernya. Lebih baik Ibu di rumah saja sama ternak dan tanaman di kebun daripada ketemu mereka, bikin Ibu pengin ulek mulut nyinyir mereka. Heran deh Ibu sama mereka, tahu dari mana coba kalau kamu mau bercerai. Perasaan Ibu nggak ada ngomong apa-apa, mereka ini sudah tanya tapi menyudutkanmu. Ucapan mereka tak ada yang betul," ungkap Narsih kesal.

"Ya sudah lah, Bu. Biarin saja mereka begitu, yang penting Arin tak begitu. Ibu nggak usah mikirin omongan tetangga, nanti mereka bakalan diem ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status