Malam itu, di tepi danau angsa yang tersembunyi dari pandangan manusia, Ian merasakan getaran ketidakwajaran. Sebuah kehadiran misterius menyelinap di antara pepohonan rimbun, mengaburkan batas antara dunia nyata dan khayalan. Cahaya rembulan menari-nari di antara dedaunan, menciptakan pola bayangan yang menyerupai tarian hantu.Dari dalam gelap, sosok bertopeng Plague Doctor muncul. Nightmare—sebutan yang mengundang rasa takut dan kagum. Paruhnya yang panjang menyerupai paruh burung hantu, dan topi bundarnya menutupi wajahnya dengan misteri. Setelan jas gelapnya mengalir seperti asap, menyatu dengan kegelapan malam."Nightmare," ucap Ian dengan suara bergetar. "Lama tak jumpa."Sosok bertopeng itu mengangguk, suaranya lembut dan berwibawa. "Aku mendengar kabar dari pelayanku, bahwa kamu menerima tawaranku. Apakah itu benar?"Ian menatap mata yang tersembunyi di balik topeng. "Itu benar. Aku bersedia bekerjasama denganmu," katanya, "tapi dengan satu syarat: bantu aku membunuh tubuh as
Masih ada jarak tiga minggu sebelum Zodiak benar-benar akan menyerang Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural. Karena tidak ada yang bisa dilakukan dalam jeda waktu ini, Ian memutuskan untuk menyelesaikan serial drama “Hantu? Siapa Takut!” yang telah memasuki proses pasca produksi dan editing. Pada tahap ini, kreativitas dan detail menjadi fokus utama untuk menyempurnakan hasil produksi sebelum film tersebut siap disajikan kepada penonton. Dalam prosesnya, editing menjadi langkah awal dalam menyusun kembali materi gambar dan suara yang telah direkam. Dengan keahlian editor, adegan demi adegan dipotong, digabungkan, dan disusun agar cerita terlihat mulus dan terstruktur dengan baik. Hasilnya adalah narasi visual yang koheren dan menarik.Selanjutnya, proses color grading memainkan peran penting dalam menyesuaikan warna dan pencahayaan dalam gambar. Tujuannya adalah mencapai tampilan visual yang sesuai dengan mood dan tone cerita yang ingin disampaikan. Setiap adegan diperindah
“Aku dengar Ian adalah seorang pemilik kedai. Makanan yang dia buat semuanya enak dan bahkan pernah masuk ke halaman trending topic media sosial. Setelah memakannya hari ini, aku akhirnya menyadari betapa menakjubkannya Ian.” “Aku yakin Ian adalah calon artis besar masa depan. Dan kini calon artis besar tersebut membuatkan kami bekal makan siang, ini benar-benar membuatku tersentuh hingga ingin menangis.” Dalam sekejap, seluruh tim pasca produksi mengubah cara pandang mereka terhadap Ian. Dari yang hanya artis baru berbakat, menjadi artis baik hati dan tidak sombong serta multi talenta. Hanya sekali makan siang, para staf pasca produksi ini sudah terkesan oleh Ian. Mata Keisha terbuka lebar setelah menghabiskan makanannya. Ia ingin berdiet, tetapi makan siang Ian sangat lezat. Ia tidak bisa menolak aroma dan kelezatannya. ‘Mungkin aku akan berdiet mulai besok saja,’ gumamnya. “Ehem.” Ian pura-pura batuk dan berkata menyampaikan tujuannya seraya tersenyum, “Bolehkah aku melihat kal
Setelah menyelesaikan soundtrack untuk seluruh serial televisi, kesan Linda terhadap Ian berubah total. “Ian, minumlah ini,” ucapnya seraya menyodorkan sebotol air mineral kepada Ian.“Kamu sungguh luar biasa. Bakat musikmu sangat kuat. Apakah kamu juga dapat bernyanyi dengan sangat baik?” Linda memandang Ian dengan tatapan penuh ingin tahu.“Tidak perlu berlebihan, Linda.” Ian tersenyum dan mengambil sebotol air dari tangan Linda. “Untuk kemampuan menyanyiku, itu tidak terlalu buruk, dan tidak terlalu bagus juga.”Linda memandang Ian dan tersenyum. “Kamu selalu saja begitu, Ian. Kamu terlalu rendah hati. Pantas saja Lisa sangat menyukaimu. Nanti, saat aku mengadakan konser, kamu harus datang ya.”Mendengar perkataan Linda, wajah Lisa yang cantik muncul di dalam benaknya. Senyuman penuh keindahan yang hakiki, mampu membuat hati siapapun yang melihatnya meleleh.Kerinduan mendalam hadir di hati Ian. Sudah lebih dari satu minggu, tubuh kaku Lisa berada di dalam Cincin Ruangnya. Ia ingin
Di tim pasca produksi, setelah beberapa pekerjaan editing, color grading, dan pemberian efek selesai, kini tiba saatnya pemberian musik. Untuk melakukannya, tim pasca produksi mengundang seorang ahli komposer bernama Musika.Dalam proses ini, musik akan ditambahkan ke dalam semua adegan yang ada dalam drama. Hampir setiap plot dan adegan dalam sebuah drama televisi harus diiringi musik yang berbeda-beda. Tanpa musik yang cocok, adegan tersebut akan terasa hampa, bahkan terkesan jelek. Maka dari itu, Golden Entertainment mempekerjakan banyak staf khusus untuk menghasilkan berbagai musik yang cocok dengan drama "Hantu? Siapa Takut!".Ketika Musika membawa staf untuk melaksanakan pekerjaan terkait, ada juga beberapa pengisi suara profesional di antara mereka, termasuk Linda. Linda memiliki suara yang bagus, dan nyanyiannya juga sangat indah. Selain itu, keterampilan profesionalnya luar biasa.Menjadi seorang pemain film hanyalah profesi sampingan Linda. Di saat yang sama, dia juga seoran
“Tentu saja, kita tidak boleh terlalu meremehkan ‘Hantu? Siapa Takut!'. Mereka memiliki banyak artis terkenal dan memiliki kemampuan untuk bersaing dengan kita.” Zain melanjutkan, “Oleh karena itu, selama periode ini, kita harus memanfaatkan opini publik untuk menyerang Ian secara online!”“Tidak ada gunanya menyerang orang seperti Lisa atau Xavier di Internet. Mereka tidak memiliki banyak skandal. Terlebih lagi Lisa yang sekarang sedang beristirahat dari kegiatan keartisan karena faktor kesehatan. Jika kita menyentuhnya, maka hal itu akan berbalik menyerang kita. Namun, ini berbeda dengan Ian. Dia adalah titik lemah dalam drama itu.”“Seorang pemilik kedai yang juga memiliki kekayaan dan aset yang cukup besar, berusaha keras untuk menjadi pemeran tokoh utama pria ‘Hantu? Siapa Takut!’. Dengan memanfaatkan informasi ini, kiya secara langsung dapat mengurangi antisipasi penonton terhadap ‘Hantu? Siapa Takut!’, sehingga menyebabkan reputasi ‘Hantu? Siapa Takut!’ anjlok.”“Pada saat yang
Setelah mendengar penjelasan Ian, Xavier, Sutradara Ben, dan Produser Ram Singh semuanya mengacungkan jempolnya. Mereka merasa apa yang dikatakan Ian benar. Tidak peduli seberapa banyak warganet mengkritiknya, itu tidak ada gunanya. Para Haters ini hanyalah Buzzer bayaran yang menyebarkan rumor tak berdasar. Tindakan mereka malah membuat nama drama "Hantu? Siapa Takut!" semakin viral.Tidak peduli berapa banyak gosip yang disebarkan para Buzzer, itu semua hanyalah hoax. Oleh karena itu, Golden Entertainment hanya membutuhkan satu langkah besae untuk benar-benar membungkam para Buzzer dan memungkinkan Golden Entertainment membalikkan keadaan.Langkah ini adalah menggunakan kebenaran untuk melawan. Menggunakan fakta untuk mematahkan keraguan orang-orang itu terhadap serial televisi "Hantu? Siapa Takut!".CEO Lex yang duduk di ujung meja ruang rapat melihat ke semua orang. Ia kemudian tersenyum dan berkata, “Ian memang berbeda dari yang lain. Ia memiliki kepala yang dingin dan mampu meng
Sebelumnya, ketika begitu banyak orang yang mencaci Ian di Internet, Netflag merasa ragu ketika mendapat panggilan telepon dari Sutradara Ben mengenai penawaran hak tayang “Hantu? Siapa Takut!”. Mereka takut, jika mereka membeli hak tayang serial televisi tersebut dan tidak populer, maka mereka akan mengalami kerugian. Membeli izin penggunaan Hak Cipta sangatlah mahal. Mereka tidak ingin membuang uang hanya untuk sampah.Namun, setelah menonton tiga episode pertama, kini mereka ingin sekali membeli hak tayang perdana serial televisi tersebut. Alasan utama staf Netflag ingin membelinya adalah karena keberadaan Ian dalam drama tersebut. Entah dari segi ketampanan maupun kemampuan aktingnya, Ian sangat luar biasa.Ini sangat berbeda dengan komentar sepihak di Internet. Penampilan dan kemampuan akting Ian sudah cukup baginya untuk menjadi pemeran tokoh utama pria.“Sutradara Ben, Netflag bersedia membeli hak siar perdana Anda seharga 50 miliar rupiah, ditambah dividen yang sesuai. Namun, a