Share

Dua Puluh Empat

Wajah Mas Aksa semakin dekat, matanya yang melebar kini berubah membulat, sudah mirip telur mata sapi. Aih perut jadi laper!

“Tunggu sebentar di sini ya Mas!” ucapku melengos, malas meladeninya. Emosi Mas Aksa masih saja meletup-letup kaya anak gadis yang baru datang bulan.

Aku segera keluar dan melihat sekeliling.

“Hilya!” teriak Mas Aksa yang kesal dengan tingkahku yang mengacuhkannya. Lama-lama aku mulai terbiasa dengan teriakan dan sikapnya yang menjengkelkan itu.

“Samping TPS?” gumamku pelan, mendekat ke gerbang tempat pembuangan sampah. Di sampingnya memang terlihat beberapa rumah kumuh yang terbuat dari kayu seadanya dengan tembok yang nampak rusak. Tangisan bayi tiba-tiba terdengar nyaring, seolah ingin menyambut kedatanganku.

Mataku celingukan mengintipnya dari jendela yang retak, terlihat seorang Ibu separuh baya mencoba menenangkan anak bayinya dalam gendongan. Aku yakin, ini rumahnya.

Aku mengetuk pintu pelan. Cepat, terdengar suara langkah kaki mendekat.

“Putri, kamu dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mella kurniawati
kelnjutanya mana.sebenarnya itu aksa kenapa.apakah benar2 pelit,apakah aksa mencintak hilya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status