'Haah… Ini terlalu terencana untuk merusak tubuhmu!' jawab Sakra kesal.'Bukankah itu Pil Pembalik, yang katanya sulit untuk dideteksi dengan tenaga dalam tingkat tinggi sekalipun?' tanya Pandya memastikan'Apa seperti itu penyebutannya untuk zaman ini? Pil seperti ini sudah sering digunakan zaman dulu untuk menumbangkan musuh secara perlahan, aku tidak menyangka jika pil itu masih ada hingga saat ini!' ucap' Sakra masih mencoba mengamati pil yang ikut mengalir dalam aliran energi milik Pandya.Mereka menghentikan penggabungan tenaga dalam setelah yakin dengan apa yang mereka berdua pikirkan. Ada 2 hal yang paling mengganjal di pikiran mereka. Yang pertama sejak kapan pil itu masuk ke dalam tubuh Pandya. Dan yang kedua, siapa yang memiliki Pil Pembalik dengan keampuhan tingkat langka itu.Seseorang yang bisa membuat pil tingkat langka, tidak mungkin memberikannya pada orang lain begitu saja. Jadi, kemungkinan besar seseorang dengan kemampuan tingkat tinggi yang mengincar Pandya.Tapi,
"Sebelumnya, apa Guru tahu tentang Pil Pembalik?" tanya Pandya sambil mendekat ke arah meja."Maksudmu, Pil langka yang sulit dideteksi ketika masuk ke dalam tubuh, dan sangat mematikan itu?" tanya Akandra memastikan sambil alisnya mengkerut karena bingung."Benar! Entah Guru akan percaya dengan ucapanmu atau tidak, ada seseorang yang memasukkan pil itu ke dalam tubuhku. Walaupun, aku memiliki cara untuk mengeluarkannya meskipun belum pasti." Pandya mencoba menjelaskan apa yang ingin dibicarakannya."Apa kau yakin dengan ucapanmu?!" tanya Akandra menatap Pandya dengan tajam.Pandya yang mendapat tatapan tajam itu, hanya bisa menganggukkan kepala dengan pasrah. Dia pikir jika memang sang paman tidak mempercayainya, maka tandanya hal ini akan berhenti disini."Jika seperti itu, alasannya sudah pasti karena kau berhasil mengalahkan jurus terlarang!" ucap Akandra sambil berpikir dengan serius.Pandya terkejut dengan ucapan sang paman. Dari bahasa Akandra, itu tandanya dia mempercayai ucap
"Apa diantara kalian ada yang tahu tentang Pil Pembalik?" tanya Pandya pada seluruh pengikutnya yang berkumpul di ruang pelatihan miliknya.Sekembalinya dari ruang Akandra, Pandya langsung mengabari para pemimpin kelompok untuk berkumpul. Awalnya Pandya ragu untuk membahas hal ini pada anggotanya, namun mungkin akan ada hal lain yang bisa dia ketahui dari mereka."Maksud Pangeran, Pil Pembalik yang sangat langka dan ampuh itu?" tanya Chandra memastikan.Pandya cukup terkejut tidak menyangka, jika yang menanggapi pertanyaannya adalah Chandra. Sedangkan pengikutnya yang lain hanya terlihat bingung dan ragu untuk menjawab.Selama ini Chandra cukup terkenal karena sifat polos dan cerobohnya. Jadi, semua pun terlihat cukup terkejut saat melihat ekspresi serius di wajahnya."Benar. Apa kau tahu tentang pil itu?" tanya Pandya lagi sambil menatap Chandra dengan antusias."Saat belajar ilmu bela diri di Ajaran Ramuan, saya pernah mendengar paman saya membahas tentang pil itu. Tapi, saya tidak
'Harapan?!' tanya Sakra ragu."Benar! Tapi satu-satunya cara, aku harus mengetahui cara membuka kekuatan di batu ini" jawab Pandya bersuara dengan yakin.'Bagaimana kau yakin kekuatan di batu itu bisa mengeluarkan Pil Pembalik di tubuhmu?' tanya Sakra lagi meragukan pemikiran Pandya.Pandya tidak langsung menjawab. Dia mengambil batu Ratnaraj dari kotaknya, kemudian melihatnya lebih seksama dari jarak dekat.Dia menerawang ke dalam batu itu, walaupun tidak ada yang bisa dilihatnya selain warna batu dan cahaya yang mengelilinginya."Apa kau tahu, salah satu bahan utama pil itu adalah batu Ratnaraj ini?" tanya Pandya lirih masih menatap ke arah batu.'Aku pernah mendengarnya, karena memang kandungannya yang unik. Jadi, aku tidak meragukan hal itu, walaupun aku juga tidak tahu dengan pasti kebenarannya!' jawab Sakra sambil ikut mengamati batu itu."Pasti batu ini juga bisa sebagai bahan untuk menawarnya bukan? Itu harapan satu-satunya untukku. Tapi, aku apa kau pernah mendengar jika sese
Seperginya Sakra, Pandya masih terduduk lesu dengan kepala menunduk ke bawah. Saat ini dia merasa jauh lebih kesal, dibandingkan saat dirinya hampir mati waktu itu.Berbeda dengan yang dulu, kini dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. Tapi, dia sendiri tidak tahu harus mulai mencarinya darimana.Bahkan, jika dulu dia mati—tidak ada penyesalan yang dia rasakan. Sedangkan saat ini, dia memiliki banyak sekali orang yang mempercayainya dan harus dia lindungi. Dan hal itu menjadi rasa berat tersendiri, yang lebih besar untuk mati begitu saja."Apa benar tidak ada cara untukku bertahan? Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, apakah ini akhir dari usahaku?" tanya Pandya pada angin. kosong dihadapannya.Dia mengembalikan batu Ratnaraj yang sejak tadi di pegang ke dalam kotaknya. Namun, karena tangannya yang saat ini sedang tidak bertenaga, kotak itu tergelincir dari tangannya dan terjatuh dan menghantam lantai batu di ruang pelatihan itu.PRAAAAK!Pandya terkejut untuk beberapa saa
'Bukankah ini jalan pintas murid untuk menjadi pemimpin?!' teriak Sakra antusias."Kau benar! Dengan kekuatan sebesar itu, aku akan bisa menggegerkan seluruh padepokan. Tapi, untuk kekuasaan instan seperti itu pasti tidak akan bertahan lama!" Jelas Pandya mencoba mengatakan pemikirannya.'Lalu,apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan itu?!' tanya Sakra penasaran.Pandya tampak berpikir dengan serius. Dahinya berkerut sambil mengamati batu Ratnaraj kembali.Sebenarnya ucapan Sakra tadi sangat menggiurkan bagi Pandya. Apalagi, tujuan utamanya masuk ke akademi adalah untuk menghapusnya aturan yang sewenang-wenang selama ini. Tapi, jika dia bertindak gegabah tanpa mempertimbangkan keadaan setelahnya, pasti akan menjadi bumerang untuk diri sendiri nantinya."Sebenarnya, apa leluhurku pernah mendengar tentang ramalan atau hal semacamnya?" tanya Pandya yang sangat penasaran sejak tadi.'Apa maksudmu?!" Sakra balik bertanya karena bingung dengan pertanyaan Pandya yang tiba-tiba melenceng."S
'Bukankah aku yang seharusnya menanyakan hal itu padamu?! Tapi, tanpa perlu menanyakannya aku yakin kau sudah pasti siap!' jawab Sakra percaya diri."Kau benar! Aku bahkan sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan kekuatan dari batu itu" sahut Pandya bersemangat.Pandya mulai meletakkan telapak tangannya ke atas batu Ratnaraj secara perlahan. Setelah seluruh batu masuk ke dalam genggamannya, dia mulai memusatkan tenaga dalam miliknya dan mengalirkannya ke dalam batu itu.ZHIIING!Cahaya dari batu yang terlihat terang di sekitarnya, kini semakin menyebar hingga seluruh ruang terlihat sangat menyilaukan mata. Pandya berusaha untuk tetap mengatur tenaga dalam miliknya hingga kunci di batu itu terbuka.WHUUUSH!CTAAAK!BRAAAK!Suara energi yang berhembus akibat tekanan besar tenaga dalam yang saling beradu, membuat benda-benda di sekelilingnya terbang secara tidak beraturan. Pandya sendiri cukup khawatir jika sewaktu-waktu ada benda yang datang ke arahnya. Karena saat ini Pandya sedan
Cahaya yang membutakan mata perlahan mulai memudar. Baru saja Pandya merasa lega, tapi dia malah terlihat terkejut dan bingung dibanding sebelumnya.Kini bukan hanya cahaya yang terlihat, tapi seluruh ruang terlihat berwarna putih. Tanpa ada satupun benda atau seseorang yang terlihat."SAKRA!" teriak Pandya sambil mencari keberadaannya yang tidak terlihat.Tidak ada sahutan, dia hanya seorang diri di tempat itu. Bahkan, suaranya hanya menggema dan terpantul kembali.Pandya benar-benar tidak paham dengan kondisi saat ini, dan tempat apa yang kini dilihatnya. Padahal, terakhir yang dia ingat hanyalah cahaya terang yang menyilaukan matanya.Dia berusaha menelusuri tempat itu, walaupun dia tidak tau arah mana yang dia tuju. Semua hanya terlihat putih, hingga sulit membedakan antara depan, belakang maupun atas dan bawah."Sebenarnya tempat apa ini, aku yakin sebelumnya aku masih berada di ruang pelatihan! Tapi, kenapa tiba-tiba aku berada di tempat seperti ini?!" teriak Pandya frustasi pa