Share

5 Canggung

Davin menatap wajah cantik Vania dengan mesra, mahkota raja dan ratu, kini dipasangkan di kepala mereka berdua, hingga banyak mata yang merasa kagum saat melihat keserasian mereka berdua.

Karena, yang pria tampan luar biasa sementara yang wanita, juga cantik luar biasa, sehingga keduanya terlihat sangat cocok.

Sayangnya, saat para karyawan itu, teringat dengan profesi Davin, yang hanya merupakan seorang Cleaning Service itu, banyak karyawan yang meralat penilaian mereka, sebagian dari mereka tidak lagi merasa pasangan di atas panggung itu adalah pasangan serasi.

Sebagai Raja dan Ratu ajang cari jodoh, mereka berdua, diperkenankan untuk melakukan tarian berdua di atas panggung.

Lagu mulai terdengar untuk mengantar Davin dan Vania untuk berdansa berdua.

Banyak orang yang sangsi dengan Davin. Mereka mengira, Davin tidak pernah berdansa sebelumnya.

Mereka mengira, Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu, pasti akan kagok kalau harus berdansa.

Bahkan, Ardy yang sempat akan menjauhi ballroom, kini kembali lagi, khusus untuk mentertawakan Davin.

Tapi, perkiraan banyak orang, tidak terjadi. Karena Davin berhasil melakukan tarian dengan baik.

Davin berhasil melakukan tarian Salsa mengikuti irama lagu salsa yang terdengar saat ini.

Davin bahkan berhasil melakukannya dengan sangat baik hingga, Vania yang kini jadi terlihat lemah saat berdansa dengan Davin ini.

Suara tepuk tangan mulai bergema, ini membuat Ardy kembali marah. Ardy keluar dari ballroom dengan masih diikuti oleh Lita yang sejak tadi, siap sedia untuk menghiburnya itu.

Setelah dansa Salsa yang membuat banyak orang tercengang itu, Mr Philip Collins, juga ikut-ikutan bertepuk-tangan.

Dia kemudian menyuruh raja dan ratu ajang cari jodoh, untuk segera menuju ke kamar bertipe presiden suite, untuk menikmati semua fasilitas di dalamnya.

Sesudah itu, Mr Philip Collinspun menutup acara ulang tahun perusahaan dengan sebuah pidato singkat.

Sesudah pidato itu, para karyawanpun bubar. Ada yang langsung menuju ke parkiran untuk mengambil mobil mereka untuk pulang ke rumah masing-masing, ada karyawan yang sudah memesan kamar di hotel ini, langsung kembali ke kamar mereka.

Apalagi, besoknya tidak kerja karena hari minggu, sehingga ada karyawan yang sudah pesan kamar di hotel ini.

Sementara itu, bagi para karyawan yang menemukan jodoh mereka pada ajang cari jodoh, merekapun berhak untuk nginap gratis di kamar mewah di hotel ini, karena biayanya telah dibayar oleh pihak perusahaan dan khususnya bagi raja dan ratu ajang cari jodoh, akan mendapatkan kamar terbaik dengan semua fasilitas terbaik di hotel ini, selama dua hari.

**

Saat ini, Davin dan Vania berjalan perlahan menuju ke lift. Mereka berdua mau menuju ke lantai tujuh belas, tempat kamar mereka berada.

Davin mengulas sebuah senyum tipis saat menunggu lift.

Davin ingin bicara tapi, semua yang ingin dikatakannya masih tertahan di tenggorokan.

Karena, setelah sekitar enam bulan menunggu, akhirnya, Davin pun mendapatkan kesempatan untuk bersama Vania, gadis pujaannya yang telah merebut hatinya sejak enam bulan lalu itu.

Sebenarnya, sejak enam bulan lalu, Davin ingin sekali mendekati Vania, tapi, setiap kali ingin mendekati Vania, Davin teringat akan perbuatan mantannya yang matre itu, rasa trauma kembali membayang, akhirnya setelah sebulan, Davin baru membulat kan tekadnya untuk mendekati Vania.

Tapi, saat Davin memutuskan untuk mendekati Vania, muncul Ardy dan beberapa anak buahnya yang jadi penghalang baginya untuk mendekati Vania.

Pintu lift terbuka, dengan tangannya, Davin pun mempersilahkan Vania untuk masuk duluan ke dalam lift, setelah Vania masuk, barulah Davin ikutan masuk.

Di dalam lift, Keduanya terdiam beberapa saat. Saat pintu lift terbuka lagi, tanda mereka telah berada di lantai yang mereka tuju, barulah Davin bersuara.

Dia memberikan isyarat bagi Vania untuk keluar duluan. Vania pun langsung keluar dari lift.

Setelah sampai di depan kamar presiden suite yang diperuntukkan bagi mereka. mereka berdua semakin canggung, karena bagaimanapun, ini adalah saat pertama mereka berduaan.

Di pikiran Vania, dia memang merasa canggung karena, sebelum ini, dia tidak pernah berduaan dengan cowok di dalam sebuah kamar hotel, karena itu, Vania jadi canggung bahkan merasa sedikit panik saat ini.

Tingkah laku Vania ini, rupanya berhasil ditangkap oleh Davin. Davin bisa merasakan kalau ada aroma kecanggungan di wajah Vania.

Karena itu, Davin membuka kamar presiden suite ini dengan keycard yang berada di tangannya. kemudian dia berkata, "kamu masuklah. Sesudah itu, kamu bisa memanggil dua teman cewekmu untuk menemani kamu di kamar ini. Aku pulang dulu."

"Hah! Kok gitu?" tanya Vania.

"Ya iya. Aku tahu kalau kamu merasa canggung untuk berada sekamar denganku, apalagi--- "

Tiba-tiba, perkataan Davin terpotong karena mendengarkan sesuatu. Sementara mata Vania sedang menatap lurus ke arah belakangnya Davin.

Davinpun menyadari kalau ada sesuatu di belakangnya, dia membalikkan tubuhnya untuk mengikuti arah pandangan mata Vania itu.

Ternyata, di belakang Davin, di depan pintu kamar di sebelah kamarnya Davin dan Vania, ada dua orang berlawanan jenis, sedang berangkulan tanpa mengenal malu, baju mereka berdua, juga sudah hampir polos. Mereka adalah Ardy dan Lita.

"Hahaha. Aku sengaja memesan kamar di sebelah kamarmu, Vania sayang. Supaya, kita berdua bisa berlomba, melakukan ini dengan pasangan kita. hahaha," kata Ardy sambil tanpa malu-malu berbuat tidak pantas bersama Lita, di depan mata Vania dan Davin.

"Mari kita masuk," kata Vania kepada Davin sambil menarik tangan Davin.

Setelah melihat hal yang tanpa malu-malu dilakukan Ardy dan Lita itu. Vania mengajak Davin masuk ke kamar mereka dan langsung mengunci pintunya dari dalam.

Davin masih berdiri kaku di dekat pintu. Matanya dan Vania, sempat bertukar pandang sekali.

Setelah itu, karena ponselnya berbunyi, Vania pun mengambil ponselnya dari tasnya. ternyata, Ardylah yang menelponnya.

"Apa maumu?" tanya Vania ketus kepada Ardy lewat sambungan telepon.

"Belum terlambat, beb. Kalau kamu mau kembali kepadaku, datanglah ke kamarku, Lita akan segera pergi, kalau kamu mau mendatangi kamarku," kata Ardy di ujung telpon.

"Aku tidak akan mau kembali ke tukang selingkuh macam kamu! Camkan ini! Aku tidak akan pernah kembali padamu!" tegas Vania.

"Hahaha. Jangan gitu, sayang. Ingat. aku ini, seorang Direktur Keuangan di kantor kita, aku bisa memecatmu, kapan saja aku mau," ancam Ardy.

"Oke. Cukup beritahu aku, kapan aku harus pergi dari perusahaanmu itu, bos besar!" kata Vania dingin.

Mendengar kata-kata ancamannya tidak mempan, Ardy berusaha merubah strateginya, " Van.... please...kenapa kamu berubah secepat ini? Kemarin, kita kan masih baik-baik saja. Mengapa kamu berubah seperti ini?" tanya Ardy, dengan nada suara yang mesra lagi bahkan terdengar memelas dan mengiba-iba, meminta Vania untuk kembali padanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status